JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam beberapa kesempatan pidatonya menganalogikan situasi dengan sebuah film. Yang terbaru, para hadirin dalam pertemuan IMF-World Bank dibuat berdecak kagum lantaran pidator Presiden yang menganalogikan kondisi ekonomi global dengan film Game of Thrones.
Ada dua film yang menjadi sorotan, yakni film serial Game of Thrones dan film layar lebar Avengers. Keduanya adalah film yang tengah menjadi perhatian generasi milenial. Apa sajakah?
Berikut ini dua film milenial yang Jadi inspirasi pidato Presiden Jokowi, seperti dirangkum Okezone, Jumat (12/10/2018).
Baca Juga: Saat Presiden Jokowi Berbagi Cerita soal Thanos dan Avengers
1. Avengers: Infinity War
Presiden Jokowi sempat mengutip film Avengers: Infinity War yang melawan Thanos. Cerita ini disampaikan Jokowi dalam World Economic Forum on ASEAN, di National Convention Center, Hanoi, Vietnam pada 11-13 September 2018.
Presiden Joko Widodo menggemparkan dunia melalui pidatonya dalam World Economic Forum on ASEAN, di National Convention Center, Hanoi, Vietnam. Dia mengaku telah bergabung dengan Avengers untuk ikut serta melawan Thanos, tokoh antagonis dalam film Avengers: Infinity War. Apa gerangan maksudnya?
Pada cerita film Avengers: Infinity War, terdapat sosok bernama Thanos yang mengancam memusnahkan setengah dari populasi bumi. Namun, Presiden Jokowi menegaskan, dirinya dan sesama rekan Avengers lainnya siap untuk mencegah hal tersebut terjadi.
"Thanos ingin memusnahkan setengah populasi karena dia percaya sumber daya planet bumi terbatas," kata Presiden Jokowi seperti dilansir situs Sekretariat Kabinet. Jokowi menyampaikan hal tersebut pada acara World Economic Forum on ASEAN.
Dia juga menjelaskan bahwa sumber daya untuk umat manusia tidak terbatas. Contohnya adalah dari segi perkembangan teknologi, yang telah menghasilkan peningkatan efisiensi serta memberi kemampuan untuk memperbanyak sumber daya lebih banyak dari sebelumnya.
"Penelitian ilmiah membuktikan, ekonomi kita sekarang lebih ‘ringan’ dalam hal berat fisik dan volume fisik. Dalam 12 tahun terakhir, total berat dan volume televisi, kamera, pemutar musik, buku, surat kabar, dan majalah telah tergantikan oleh ringannya ponsel pintar dan tablet," ujar Jokowi.
Baca Juga: Presiden Jokowi Ibaratkan Ekonomi Global seperti Film Avengers
Jokowi memberikan contoh bagaimana pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang besar dan berat, sudah mulai terganti oleh panel surya yang tipis dan ringan.
Di depan sejumlah pimpinan negara yang hadir, dia juga menjelaskan bahwa sudah saatnya peningkatan ekonomi didorong bukan lagi dari sumber daya alam, melainkan sumber daya manusia yang tidak terbatas.
Menurutnya, Asian Games dan Asian Para Games yang diadakan di Jakarta dan Palembang, merupakan pertunjukan spektakuler dari bakat manusia di Asia. Lebih dari 14.000 atlet dan 7.000 officials dari 45 negara bertanding di 40 cabang olah raga.
Bahkan, lanjut Presiden, pada acara pembukaaan dan penutupan, ribuan penyanyi, penari, dan berbagai artis dari Indonesia, India, Korea, serta berbagai negara turut memeriahkan acara. Ada pula penampilan Dangdut dari Indonesia, Bollywood dari India, dan K-Pop dari Korea.
2. Game of Thrones
Saat membuka acara utama dari Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 yakni Annual Meetings Plenary (Bussiness Meeting), Presiden Jokowi menggambarkan kondisi perekonomian global seperti dalam serial televisi Game Of Thrones.
Game Of Thrones merupakan drama fantasi yang menceritakan perebutan The Iron Thrones atau tahta kerajaan. Cerita ini menggambarkan ketamakan manusia dalam mendapatkan posisi tertinggi dengan saling menjatuhkan.
Jokowi menyatakan, pasca-krisis keuangan global pada 2008 lalu perekonomian dunia kembali bangkit. Namun, setelah 10 tahun berlalu harus diwaspadai adanya peningkatan resiko dari ketidakpastian global.
"Amerika Serikat menikmati pertumbuhan yang pesat namun banyak negara terdapat pertumbuhan yang lemah atau tidak stabil. Perang dagang semakin marak, inovasi teknologi mengakibatkan banyak industri terguncang," kata dia dalam pidato di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Jumat (12/10/2018).
Dia menyatakan, kondisi global seperti dalam Game of Thrones. "Akhir-akhir ini hubungan antar negara-negara ekonomi maju semakin lama semakin terlihat, seperti Game Of Thrones," ujarnya
Dia menyatakan adanya lemah kerjasama dan koordinasi antar negara telah menyebabkan banyak masalah. Terlihat dari peningkatan drastis harga minyak mentah dunia, kekacauan pasar mata uang yang dialami negara-negara berkembang.
"Balance of power dan aliansi antar negara-negara ekonomi maju sepertinya tengah mengalami keretakan," kata dia.
Dalam serial Game of Thrones, lanjut dia, sejumlah Great Houses, Great Families bertarung hebat antara satu sama lain, untuk mengambil alih kendali 'The Iron Throne'. Sedangkan tokoh 'Mother of Dragons' menggambarkan siklus kehidupan.
"Perebutan kekuasaan antar para 'Great Houses' itu bagaikan sebuah roda besar yang berputar. Seiring perputaran roda, satu Great House tengah berjaya, sementara House yang lain menghadapi kesulitan dan setelahnya House yang lain berjaya, dengan menjatuhkan House yang lain," jelas dia.
Namun dalam waktu perebutan tersebut, membuat tak sadar adanya ancaman 'global' yang datang, dalam serial ini yakni evil winter yang ingin merusak seluruh dunia. Dalam kondisi demikian baru disadari oleh setiap House tidak penting siapa yang menduduki The Iron Throne, yang penting adalah kekuatan bersama untuk mengalahkan ancaman global.
Maka dalam menghadapi ancaman global saat ini setiap negara harus bekerjasama bukan malah berkompetisi. "Untuk itu, kita harus bertanya apakah sekarang ini merupakan saat yang tepat untuk rivalitas dan kompetisi? Ataukah saat ini merupakan waktu yang tepat untuk kerjasama dan kolaborasi?," ujarnya.
"Apakah kita telah terlalu sibuk untuk bersaing dan menyerang satu sama lain sehingga kita gagal menyadari adanya ancaman besar yang membayangi kita semua? Apakah kita gagal menyadari adanya ancaman besar yang dihadapi oleh negara kaya maupun miskin? Oleh negara besar ataupun negara kecil?," lanjutnya.
Dia pun menyatakan, dalam Pertemuan Tahunan IMF-World Bank para pembuat kebijakan moneter dan fiskal dunia untuk menjaga komitmen kerjasama global. "Saya sangat berharap saudara-saudara akan berkontribusi dalam mendorong para pemimpin dunia untuk menyikapi keadaan ini secara tepat," ungkapnya.
(Dani Jumadil Akhir)