JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro hari ini menghadiri rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Pimpinan Rakyat (DPR) RI di komplek DPR, Senayan, Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut dilakukan beberapa pembahasan. Pembicaraan mengenai pembahasan RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2019. Penetapan postur sementara RUU APBN 2019.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pihaknya mengupdate perkembangan terkini khususnya nilai tukar Rupiah sejak rapat pendahuluan sebelumnya pada bulan September 2018 lalu.
"Pada awal September kita membahas dan menyampaikan bahwa nilai tukar pergerakannya Rp14.300 per USD-Rp14.700 per USD. Kedua, sejak kita pembahasan sebelumnya dalam beberapa waktu terakhir muncul perang dagang antara AS dan China. Berbagai perkembangan yang terjadi, titik level Rupiah sekarang Rp15.220 per dolar AS," ujar Perry, Senin (15/10/2018).
Baca Juga: Rupiah Melemah Lagi, Sore Ini Tembus Rp15.220/USD
Dia menjelaskan, ketidakpastian ekonomi keuangan global akan berlanjut hingga tahun 2019, tapi dengan arah yang positif. Dengan tiga indikator mendukung penjelasan yang tadi.
"Satu, dari pembahasan yang kami ikuti dari arah kebijakan moneter normalisasi di negara maju akan berlangsung secara gradual atau kelanjutan. Kenaikan Fed Fund Rate (FFR) masih ada, akan kemungkinan ada kenaikan sampai 2-3 kali dibandingkan tahun ini 4 kali," jelasnya.
Demikian juga, lanjut dia mendengar dari Eropa sendiri, ada kemungkinan normalisasi kebijakan moneter sehingga akan mengimbangi kekuatan dolar. "Sekarang tahun ini hanya dolar saja yang menguat, tahun depan kemungkinan Euro juga akan menguat," ungkapnya.
Baca Juga: Presiden ADB: Ekonomi RI Kuat, Depresiasi Rupiah Terlalu Berlebihan
Kedua, tutur dia, kelanjutan perang dagang dengan sejumlah negara. Ada suatu kelanjutan perundingan perdagangan dengan Kanada, Korsel, sudah ada progress positif. Proses dari perundingan perdagangan antara AS dengan Tiongkok.
"Ada keinginan untuk pendekatan lebih konstruktif mendorong ada perdagangan lebih terbuka. Perundingan masih berlanjut, tapi arahnya positif untuk mendukung ekonomi global, tuturnya.
Dia menambahkan, ketiga, sejumlah langkah telah dilakukan untuk menurunkan Currrent Account Deficit (CAD). Di mana BI sudah melakukan stabilisasi dan mendorong pasar valasnya. Ketidakpastian masih berlanjut tapi ke arah positif.
"Maka perkiraan kami yang terkini sejak awal September sampai sekarang, kami memperkirakan untuk tahun 2019 nilai tukar rata-rata tahun depan antara Rp14.800-15.200 per dolar AS," pungkasnya.
(Dani Jumadil Akhir)