JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar ada terobosan-terobosan untuk meningkatkan kinerja ekspor dan mengendalikan impor guna melanjutkan surplus neraca perdagangan.
Untuk saat ini pemerintah akan mempertahankan kebijakan ekspor dan impor kendati Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus perdagangan pada September 2018 mencapai USD230 juta. Jokowi menilai, data BPS bulan lalu menunjukkan kinerja perekonomian berjalan ke arah lebih baik. Meski demikian, Presiden meminta agar kinerja ekspor-impor terus dipantau di lapangan sehingga pada bulan-bulan berikutnya surplus tetap terjaga.
Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Para Menteri Lakukan Terobosan Kendalikan Impor
“Karena pada rapat-rapat yang lalu kita selalu berkonsentrasi menekan impor dan meningkatkan ekspor,” ujar Jokowi seusai memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, kemarin.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada September 2018, BPS mencatat neraca perdagangan surplus USD230 juta. Kinerja ekspor-impor bulan lalu lebih baik dibandingkan sebelumnya yang mencatat defisit USD940 juta. Surplus neraca perdagangan bulan kesembilan 2018 ditopang oleh ekspor nonmigas yang meningkat signifikan dan impor migas menurun. Meski demikian, secara kumulatif Januari–September 2018, neraca perdagangan Indonesia masih defisit USD3,78 miliar. Jokowi meminta agar para menteri bekerja lebih detail dalam peningkatan ekspor migas maupun nonmigas. Pada kesempatan itu, Jokowi juga menyoroti terhambatnya implementasi biodiesel 20% (B20).