Terkait ekspor, kata Perry, memang belum optimal terutama karena pertumbuhan ekonomi China yang merupakan negara tujuan ekspor komoditas utama Indonesia masih relatif lambat. “Dengan pertumbuhan ekonomi China melambat, ya wajar permintaan ke komoditas agak melambat, tapi kita juga sudah bersyukur bahwa ekspor kita naik. Cuma memang untuk menggenjot lebih tinggi lagi, kalau hanya bertumpu pada komoditas, agak susah,” katanya.
Menurut dia, ekspor dari sisi manufaktur dan sektor pariwisata perlu didorong sehingga bisa membantu perbaikan defisit transaksi berjalan. “Selain mendorong ekspor untuk memperbakai CAD, mengurangi impor, dan mendorong pariwisata. Pariwisata ini cepat bisa mendorong devisa sehingga bisa memperbaiki CAD,” ujar Perry.
Kendati demikian, katanya, meskipun neraca perdagangan September membaik, tapi dalam jangka pendek pada triwulan tiga defisit transaksi berjalan (current account deficit/ CAD) belum bisa menurun drastis dan kemungkinan ada kecenderungan lebih dibandingkan triwulan kedua.
(Dita Angga/Ant)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)