JAKARTA - Menjadi pegawai negeri sipil (PNS) sepertinya bukan ide yang menarik bagi sebagian kaum milenial. Tetapi ketika pendaftaran calon PNS ternyata dijejali ratusan ribu milenial, bagaimana penjelasannya?
Muhammad Khamzah Syawal sebetulnya enggan jadi pegawai negeri tapi tetap ikut mendaftar CPNS tahun 2018, Sebagai anak, dia merasa punya kewajiban menyenangkan orang tuanya dengan cara memenuhi permintaan mereka.
"Mungkin pemikiran orangtua mengenai 'pekerjaan yang layak' tidak jauh-jauh dari PNS, sehingga orangtua meminta saya untuk tes," kata salah seorang pembaca BBC itu, dikutip dari BBC Indonesia, Rabu (17/10/2018).
Muhammad sejatinya ingin berkarier di dunia pendidikan tinggi. Untuk itu, dia sebenarnya berharap untuk melanjutkan kuliah. Solusinya, sembari tes, dia juga mencari peluang lain yang bisa mewujudkan keinginannya.
"Saya juga tetap berusaha mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi," kata pria berusia 25 tahun ini.
Baca Juga: 3,6 Juta Orang Daftar CPNS 2018, 355.733 Orang Tidak Lolos
Liza Aurora, pembaca BBC berusia 25 tahun, juga mengikuti seleksi CPNS karena orangtuanya berharap dia bisa jadi PNS.
"Saya disuruh orangtua karena beliau berpikir berkarier sebagai PNS lebih baik untuk perempuan karena punya penghasilan tetap, jenjang karier yang lebih aman dan punya jaminan untuk hari tua," kata Liza yang sebenarnya ingin berwiraswasta.
Dia pun mendaftar dengan setengah hati. Tapi ketika mengetahui bahwa syarat mendaftar sebagai CPNS tidak rumit dan informasinya jelas, Liza pun "tidak menyesal".
Menurut data Badan Kepegawaian Negara, total ada 3,47 juta orang yang mendaftar sebagai calon PNS tahun 2018. Pada hari terakhir penutupan, Senin (15/10), ada sekitar 250.000 orang menyelesaikan pendaftaran mereka.
Jutaan orang akan bersaing demi mendapatkan 238.015 posisi di berbagai lembaga negara, kementerian maupun pemerintah daerah dan pusat. Syarat mendaftar PNS adalah berusia 18-35 tahun.
Baca Juga: Pelamar CPNS 3,6 Juta Orang, Presiden Jokowi: Pemerintah Mencari Talenta Terbaik
Dianggap pekerjaan paling aman
Yustika Noor Arifa, career coach yang belajar master di bidang Career Development and Coaching Studies dan kandidat doktor di Universitas Vrije di Amsterdam, Belanda, menjelaskan bahwa generasi yang lebih tua memang lebih menginginkan pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil yang dinilai lebih terjamin.
"Menurut generasi yang lebih tua, pekerjaan yang paling aman di Indonesia adalah menjadi PNS, karena ada asuransi, tunjangan hari tua, anaknya ditanggung, istrinya ditanggung ketika suaminya sudah tidak ada dan lain-lain. Sehingga itu yang paling aman," kata Yustika.
Menurut pengalamanya, banyak yang mendaftar CPNS karena dorongan orangtua.
"Padahal anak-anak zaman sekarang trennya kutu loncat. Mereka sering tidak betah berada dalam pekerjaan yang sama selama bertahun-tahun," kata Yustika.
(Feb)
Menurut Yustika, faktor paling menarik dari pekerjaan itu adalah keterjaminan.
Sementara anak muda punya kebutuhan lain selain pekerjaan yang terjamin. Meski demikian, bukan berarti milenial tidak bertanggung jawab.
"Zaman dulu pekerjaan paling aman adalah PNS yang semua sudah disiapkan dengan pemerintah. Zaman sekarang meskipun kutu loncat semua bisa disiapkan sendiri, misalnya asuransi, jaminan hari tua yang seperti apa juga bisa direncanakan sendiri," kata dia.
Milenial suka pekerjaan yang beri 'kebebasan'
Secara global, ada tren di kalangan generasi muda yang mengejar "karier tanpa batasan".
Perjalanan menuju "karier tanpa batasan" ini bermula karena teknologi yang memungkinkan pengambilan informasi kapan saja, di mana saja.
Baca Juga: Paling Banyak, Kemenkumham Diserbu 487 Ribu Pelamar CPNS 2018
"Ini fenomena global bahwa kita sebagai pekerja tidak hanya dibatasi oleh satu instansi saja. Tempat kerja tidak lagi menjadi batasan seseorang untuk bekerja," kata dia.
Seseorang bisa terkoneksi tak hanya dengan satu pekerjaan tapi juga dengan berbagai macam pekerjaan karena keterbukaan dan informasi.
"Hal itu menyebabkan orang berpikir bahwa kariernya tidak hanya di kota itu atau di negara itu saja. Bisa berpikir akan bekerja di negara lain akibat perkembangan teknologi dan globalisasi," kata Yustika.
Akibatnya, banyak yang tidak ingin bekerja sebagai PNS.
Alasan senada diungkapkan para pembaca BBC yang tak ingin menjadi PNS karena berbagai macam alasan, di antaranya adalah "ingin mencari kebebasan", dan takut dengan "pekerjaan yang terikat seumur hidup".
Banyak juga yang bercita-cita menjadi pengusaha.
Baca Juga: Pelamar CPNS 3,6 Juta Orang, Presiden Jokowi: Pemerintah Mencari Talenta Terbaik
Jumlah gaji yang dianggap sedikit juga menjadi salah satu faktor penyebab beberapa orang enggan jadi pegawai negeri.
Mereka mengaku ingin gaji lebih besar dan pengalaman baru yang menarik. "Tidakkah kita senang dengan pekerjaan yang sekarang, gaji besar, bahkan lebih besar dari PNS," kata pembaca bernama Yudha.
"Anak zaman sekarang memang lebih mencari tantangan, pengalaman dan mempertimbangkan image pekerjaan. Ingin tampil keren menjadi salah satu pertimbangan mencari pekerjaan," kata Yustika.
Misalnya pekerjaan non-PNS yang melibatkan travelling, yang dapat "dipamerkan" di media sosial bahwa pekerjaan mereka asyik dan lebih menarik.
(Feb)
(Rani Hardjanti)