Instalasi pembangkit yang menjadi salah satu heritage di Bandung itu, memanfaatkan aliran Sungai Cikapundung untuk membangkitkan tenaga listrik yang memasok ke gardu induk Cikapundung untuk memenuhi kebutuhan listrik di Bandung dan sekitarnya.
"Saat ini PLTA Bengkok masih beroperasi. Dan walaupun pembangkit sudah tua, kita juga melakukan sertifikasi kelayakan. Seperti pemeliharaan bulanan, tahunan dan lima tahunan," kata Supervisor Senior PLTA Bengkok Ahmad Zainuddin, Sabtu (20/10/2018).
Dia menjelaskan, apabila terjadi musim kemarau, aliran Sungai Cikapundung agak sedikit sehingga listrik yang diproduksi pembangkit pun tidak maksimal.
"Jadi, sejak bulan Mei, produksi listrik PLTA Bengkok yang dihasilkan terus menurun. Di mana produksi listrik pada Mei bisa 2,3 MW. Namun, pada Juni hanya 2,3 MW, Juli 1,3 MW, Agustus 1,3 MW, September 1,3 MW," jelasnya.