Dikatakan Menteri Basuki, untuk teknologi daur ulang sampah reruntuhan bangunan tersebut terbilang sederhana. Sebab teknologi tersebut cukup simpel dan tergolong murah, pasalnya teknologi tersebut bisa dilakukan tanpa memerlukan sistem yang harus dibangun seperti membangun pabrik.
“Tadi saya tanya teknologinya apakah butuh pembangunan tempat pengolahan sampah seperti pabrik, menurut mereka tidak perlu. Semua sisa reruntuhan bangunan yang ada tersebut cukup dilebur menjadi satu dengan alat semacam penghancur batu, untuk kemudian diolah,”ucapnya.
Sementara itu, Komisioner Uni Eropa Bidang Lingkungan, Maritim, dan Perikanan, Karmenu Vella mengatakan telah adanya working grup antara Eropa dan Indonesia. Nantinya, uni eropa akan mengajak Indonesia untuk membahas mengani aksi nyata pengelolaan sampah.
“Saya mengajak Menteri PUPR untuk bergabung dalam working group ini untuk membahas terkait aksi nyata pengelolaan sampah,” ujarnya