Komunitas Rokok Kretek Tangan Tolak Kenaikan Cukai

Syaiful Islam, Jurnalis
Jum'at 02 November 2018 14:48 WIB
Komunitas Rokok Kretek Tolak Kenaikan Cukai (Foto: Okezone)
Share :

SURABAYA - Rencana pemerintah yang akan menaikkan tarif pita cukai rokok 2019, rupanya mendapat penolakan dari komunitas rokok kretek Indonesia dan mitra produksi sigaret Indonesia. Pasalnya mereka menilai kebijakan tersebut sangat memberatkan.

"Kami sudah menghadap Pak Gubernur Jatim yang ditemui Pak Sekretaris (Sekprov) untuk menyampaikan aspirasi. Kami meminta pemerintah pusat melalui Gubernur agar kenaikan tarif pita cukai untuk 2019 tidak naik," terang Ketua Paguyuban Mitra Produksi Sigaret Indonesia, Djoko Wahyudi, Jumat (2/11/2018).

Sebab menaikkan tarif pita cukai sangat memberatkan pabrikan rokok. Namun jika pemerintah terpaksa menaikkan tarif pita rokok jangan terlalu tinggi. Pihaknya juga paham dan mengerti bahwa pemerintah juga butuh uang.

Baca Juga: Cukai Rokok Naik, Pendapatan Petani Tembakau Terancam

Dalam menaikkan tarif pita cukai, tidak boleh sesuai dengan kurangnya kebutuhan pemerintah. Melainkan juga memperhatikan kemampuan pabrikan menjual produksinya. Sebab harga produknya sudah berada di tenggorokan pada 2018.

"Kalau dinaikkan sesuai kebutuhan pemerintah, itu kebutuhannya saya yakin tidak akan terpenuhi. Dan saya yakin ada permasalahan lagi yakni PHK massal. Supaya tidak terjadi PHK massal dan kebutuhan pemerintah tercapai yang tahu persis itu adalah kami," ucap Djoko.

Baca Juga: Kenaikan Cukai Rokok di 2019, Perparah Kondisi Industri Hasil Tembakau

Pasalnya mereka yang tahu pangsa pasar seperti apa. Jika pemerintah tidak menaikkan, maka pemerintah akan mendapatkan pendapatan dari industri rokok yakni tarif cukai dan pajaknya hampir Rp 200 triliun 2018.

Kalau itu dipertahankan tidak naik, maka sudah pasti akan dapat Rp200 triliun lalu ditambah produksi. Karena harga tidak naik permintaan akan meningkat. Itu sudah dalam kondisi ekonomi seperti sekarang mendapat kontribusi.

"Tetapi kalau dinaikkan menurut pemerintah, maka produksi tidak tercapai. Dan naiknya tidak terukur akan membunuh industri rokok. Harapan kami kalau toh naik kisarannya 5 sampai 10 persen," tandas Djoko.

 (Feb)

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya