JAKARTA - Kalangan petani membaca keputusan pemerintah mengimpor 100.000 ton jagung pakan, sebagai kepentingan orang-orang tertentu saja.
"Impor ini menurut saya lebih banyak digaungkan di kalangan elit. Orang yang punya kepentingan-kepentingan sesaat begitu. Dijadikan menggoreng isu impor ini menjadi sesuatu yang sangat penting,” ujar Direktur Eksekutif Petani Centre Entang Sastraatmadja, dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Minggu (4/11/2018).
Entang mendasarkan pendapatnya pada kenyataan, bahwa sebagian petani di Pulau Jawa adalah petani gurem dan buruh tani. Hanya sebagian kecil yang memiliki lahan di atas 2 hektar.
"Nah kalau kita lihat mereka, mereka tidak terlalu peduli dengan impor atau tidak. Yang penting bisa bekerja, bisa menyewa sawahnya, supaya kebutuhan hidup kesehariannnya terpenuhi,” kata Entang.
Baca Juga: Impor Jagung Akan Jadi Pukulan Telak Untuk Petani