Menurutnya penting untuk meyakinkan pada petani, bahwa ekspor impor adalah hal biasa dalam dunia perdagangan internasional, bukan sesuatu yang harus di heboh-hebohkan.
"Hanya kan pertanyaannya, masa sih kita punya potensi, punya kekuatan kok tiba-tiba harus melalukan impor. Tinggal sekarang bagaimana kita menggenjot supaya produksi kita terus meningkat sekalipun kita berhadapan dengan kondisi-kondisi alam yang memang sulit untuk kita lawan,” tambahnya.
Diskusi seputar impor komoditas pertanian kembali mengemuka, menyusul keputusan impor 100ribu ton jagung pakan oleh Pemerintah melalui rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Koordinator Ekonomi Darmin Nasution Jumat (2/11/2018) lalu. Keputusan ini diambil mencermati perkembangan harga jagung pakan, yang memberatkan peternak ayam mandiri.
Ketua Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) Sholahuddin mengaku khawatir keputusan pemerintah ini akan menurunkan semangat petani. Sebagian besar petani jagung di sentra produksi memasuki masa tanam. Sementara sejumlah lokasi di Jawa Timur, seperti Jember, Tuban, Kediri, Jombang, dan Mojokerto sekitar dua pekan mendatang justru akan melakukan panen.