Incar Milenial, Bandara Bersolek Menjadi Destinasi Digital

Koran SINDO, Jurnalis
Rabu 07 November 2018 10:49 WIB
Ilustrasi Foto (Koran Sindo)
Share :

JAKARTA - Menghadirkan spot-spot foto unik dan “instagramable” di bandara merupakan cara cerdas membidik milenial sebagai pasar paling menggiurkan saat ini.

Bagi generasi milenial seperti Vina, 27, berfoto di bandara dan langsung mengunggahnya ke media sosial sudah menjadi rutinitas wajib setiap bepergian. Pemilik nama lengkap Yuliza Oktaviana itu mulai sering ngetrip sejak 2015 dan setiap momen perjalanan wisatanya selalu diabadikan dalam foto yang lantas diunggah di Instagram.

“Pokoknya begitu sampai di pintu kedatangan bandara, cari spot yang khas atau tulisan nama bandara itu, cekrek (foto), lalu share di Instagram,” ucapnya saat ditemui di Jakarta. Kebiasaan Vina ngetrip dan mengunggah foto wisata direspons positif oleh warganet.

Baca Juga: Tarik Maskapai Buka Rute, BIJB Bebaskan Biaya Mendarat Pesawat

Sejak 2018, wanita berkerudung ini menawarkan open trip dan meluncurkan agen tur Awanderful di Medan, Sumatera Utara (Sumut). Tak hanya wisatawan lokal, Vina juga kerap mendampingi wisatawan mancanegara (wisman) asal Malaysia yang cukup mendominasi kunjungan wisman ke Sumut.

“Selain Danau Toba, turis Malaysia tertarik dengan Masjid Raya dan Istana Maimun. Replika keduanya ada di Bandara Kualanamu Medan dan itu keren banget untuk berfoto. Mereka sangat excited. Nggak cuma foto, kita juga sering pakai aplikasi Instagram boomerang biar tambah seru,” tuturnya.

 

Vina adalah potret generasi milenial di era digital yang gemar “berbagi” di media sosial. Eksistensi di dunia maya menjadi penting bagi kaum milenial yang jumlahnya di Indonesia saat ini berkisar 90 juta jiwa.

Maka itu, tak heran bila Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah pengguna media sosial terbanyak di dunia. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun menyebut wisatawan milenial sebagai pasar masa depan. “Siapa yang dapat merebutnya akan menjadi pemenang. Dengan kata lain, who win the future, wins the game,” ujarnya. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memproyeksikan jumlah wisman milenial mencapai 34% atau sekitar 7 juta dari target 20 juta wisman tahun 2019.

Baca Juga: Turki Punya Bandara Terbesar Dunia, Cek Spesifikasinya

Untuk mengoptimalkan potensi di era booming teknologi dan pasar generasi milenial yang haus pengalaman serta eksistensi, Kemenpar dalam setahun terakhir gencar mendorong pengembangan Destinasi Digital dengan target 100 destinasi digital pada 2018.

Menurut Menpar, Destinasi Digital adalah sebuah produk pariwisata yang kreatif dan dikemas kekinian. “Definisi mudahnya, destinasi digital ini adalah destinasi yang bagus dan indah untuk difoto, yang instagramable, “ ucap menteri asal Banyuwangi itu.

Indonesia dengan ribuan pulau tak diragukan lagi punya ribuan destinasi indah dan menarik dalam bidikan kamera. Beberapa yang layak disebut sebagai Destinasi Digital di antaranya Pulau Padar (NTT), Kawah Ijen (Banyuwangi), Kalibiru (Yogyakarta), Broken Beach dan Kelingking Beach Nusa Penida (Bali), serta Orchid Forest Cikole (Bandung).

Tidak hanya mengacu pada destinasi di suatu daerah, konsep Destinasi Digital juga dikembangkan di bandara-bandara. Hal ini penting, mengingat 90% wisman masuk ke Indonesia melalui transportasi udara sehingga kesan pertama tercipta ketika mereka menginjakkan kaki di bandara.

“Konsep bandara sebagai destinasi digital itu menurut saya luar biasa karena akan memacu bandara berbenah. Jadi, turis yang datang pun berpikir, di bandaranya saja sudah wow , apalagi tempat wisatanya,” kata Vina.

Kemenpar bersama PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II beberapa waktu lalu telah menetapkan Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebagai Gerbang Pariwisata Indonesia.

Berbagai ornamen yang mencirikan Indonesia pun bisa ditemui di terminal nan megah ini mulai dari topeng, batik, hingga karya kreatif lainnya, seperti beragam wall art yang tentu sangat instagramable. Bulan lalu, AP II selaku pengelola bandara juga menggemakan kampanye bandara sebagai Destinasi Digital.

Presiden Direktur AP II Muhammad Awaluddin menyebut, konsep bandara sebagai Destinasi Digital sebagai ide cerdas dan kreatif dari Kemenpar untuk mendorong aspek 3A (atraksi, aksesibilitas, amenitas).

Pihaknya berkomitmen menyulap 15 bandara yang dikelola untuk menjadi Destinasi Digital sehingga pengguna jasa, khususnya “kids zaman now”, mendapat customer experience yang berbeda.

“Itulah kenapa sekarang 15 bandara terus menerus kami poles dan kembangkan mulai dari sumber daya manusianya, proses-proses terkait pelayanan di bandara, serta infrastruktur dan fasilitas,” ungkapnya.

Menurut Awaluddin, pengembangan spot -spot yang instagramable di bandara juga harus bisa mendukung atau memperkuat branding dari bandara tersebut. Artinya, manakala orang melihat unggahan foto sebuah bandara di media sosial, maka ingatannya langsung tertuju pada nama atau lokasi bandara itu.

Selain mendesain spot berfoto sesuai kekhasan daerah lokasi bandara, event-event di bandara juga akan dihidupkan. Berbagai inovasi itu membawa optimisme AP II untuk meraih target 1 juta unggahan momen-momen di media sosial oleh para pengguna jasa di bandara-bandara kelolaan AP II.

Sebagai informasi, pada September lalu, Globehunters yang merupakan perusahaan penyedia jasa pemesanan tiket, mengumumkan hasil analisis terhadap sejumlah bandara terpopuler di Instagram.

Dari 50 bandara dunia, Bandara Internasional Soekarno-Hatta berada di urutan 13 sebagai bandara paling sering muncul di Instagram dengan jumlah foto bandara yang diunggah mencapai 122.213 foto. Posisi teratas ditempati Bandara Internasional Incheon di Korea Selatan dengan 1.295.111 foto.

Sementara itu, PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I juga melakukan terobosan untuk mengakomodasi peningkatan kebutuhan para pelancong di bandara khususnya milenial traveller. Bandara kelolaan AP I dipercantik dengan spot-spot foto, seperti Bandara Ngurah Rai di Denpasar, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman di Balikpapan, dan Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar.

“Baik terminal internasional maupun domestik, keduanya mempunyai spot instagramable. Kami punya toilet 3D yang cukup menghebohkan di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman,” ujar Sekretaris Perusahaan AP I Handy Heryudhitiawan.

Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman atau sebelumnya bernama Bandara Sepinggan di Balikpapan memang menjadi bandara andalan AP I. Bandara ini termasuk green airport karena siang hari menggunakan pencahayaan dari sinar matahari.

Beroperasi sejak 2014, bandara berkode BPN ini memiliki konsep airport mall dengan empat lantai. Kekhasan terlihat pada atapnya yang didesain bercorak ombak menandakan bandara tepi pantai.

Sedangkan fasadnya menggambarkan batang-batang pohon yang menandakan hutan Kalimantan sebagai paru-paru dunia, serta ada taman indoor di dalam gedung. “Kami juga senantiasa menambah layanan pax, seperti toilet 3D dan airport cinema sebagai yang pertama di Indonesia.

Pada 2017 lalu, Airport Council International menobatkan BPN sebagai bandara kedua terbaik di dunia untuk kategori bandara berkapasitas 5-15 juta pax,” tuturnya. Keunikan BPN ini diakui Febrian, traveller kondang sekaligus influencer.

“Menurut saya, paling bagus itu bandara di Balikpapan, lalu yang kedua di Makassar. Arsitekturnya futuristik, mirip dengan bandara-bandara di Singapura dan Korea,” ucapnya.

Jika diperhatikan dengan seksama, bandara saat ini telah bergerak ke fungsi layanan publik, bukan sekadar tempat kumpul orang-orang yang akan naik-turun pesawat. Karena itu, fungsi mal bisa didapati hampir di semua bandara kelolaan AP I.

Selain itu, AP I juga membangun Tourism Information Centre (TIC) di seluruh bandara dan meresmikan Duta Bandara di 13 cabang AP I. “Fungsinya sebagai duta wisata daerah yang mampu menjelaskan tentang destinasi dan objek-objek wisata lokal di masing-masing daerah,” ungkap Handy.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, semua infrastruktur yang berkaitan dengan sarana pendukung pariwisata bisa diutilisasi secara maksimal. Bandara dengan tampilan menarik tentu akan menambah daya tarik wisatawan.

Hal itu sudah terbukti di Bandara Ngurah Rai yang kekhasan arsitekturnya menarik perhatian wisman. “Kalau perlu bandara juga dilengkapi hotel yang unik sehingga ada penerimaan pariwisata yang lebih besar ke depannya,” ujarnya.

(Inda Susanti)

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya