Sementara itu, PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I juga melakukan terobosan untuk mengakomodasi peningkatan kebutuhan para pelancong di bandara khususnya milenial traveller. Bandara kelolaan AP I dipercantik dengan spot-spot foto, seperti Bandara Ngurah Rai di Denpasar, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman di Balikpapan, dan Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar.
“Baik terminal internasional maupun domestik, keduanya mempunyai spot instagramable. Kami punya toilet 3D yang cukup menghebohkan di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman,” ujar Sekretaris Perusahaan AP I Handy Heryudhitiawan.
Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman atau sebelumnya bernama Bandara Sepinggan di Balikpapan memang menjadi bandara andalan AP I. Bandara ini termasuk green airport karena siang hari menggunakan pencahayaan dari sinar matahari.
Beroperasi sejak 2014, bandara berkode BPN ini memiliki konsep airport mall dengan empat lantai. Kekhasan terlihat pada atapnya yang didesain bercorak ombak menandakan bandara tepi pantai.
Sedangkan fasadnya menggambarkan batang-batang pohon yang menandakan hutan Kalimantan sebagai paru-paru dunia, serta ada taman indoor di dalam gedung. “Kami juga senantiasa menambah layanan pax, seperti toilet 3D dan airport cinema sebagai yang pertama di Indonesia.
Pada 2017 lalu, Airport Council International menobatkan BPN sebagai bandara kedua terbaik di dunia untuk kategori bandara berkapasitas 5-15 juta pax,” tuturnya. Keunikan BPN ini diakui Febrian, traveller kondang sekaligus influencer.
“Menurut saya, paling bagus itu bandara di Balikpapan, lalu yang kedua di Makassar. Arsitekturnya futuristik, mirip dengan bandara-bandara di Singapura dan Korea,” ucapnya.
Jika diperhatikan dengan seksama, bandara saat ini telah bergerak ke fungsi layanan publik, bukan sekadar tempat kumpul orang-orang yang akan naik-turun pesawat. Karena itu, fungsi mal bisa didapati hampir di semua bandara kelolaan AP I.
Selain itu, AP I juga membangun Tourism Information Centre (TIC) di seluruh bandara dan meresmikan Duta Bandara di 13 cabang AP I. “Fungsinya sebagai duta wisata daerah yang mampu menjelaskan tentang destinasi dan objek-objek wisata lokal di masing-masing daerah,” ungkap Handy.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, semua infrastruktur yang berkaitan dengan sarana pendukung pariwisata bisa diutilisasi secara maksimal. Bandara dengan tampilan menarik tentu akan menambah daya tarik wisatawan.
Hal itu sudah terbukti di Bandara Ngurah Rai yang kekhasan arsitekturnya menarik perhatian wisman. “Kalau perlu bandara juga dilengkapi hotel yang unik sehingga ada penerimaan pariwisata yang lebih besar ke depannya,” ujarnya.
(Inda Susanti)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)