Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, kerja sama yang diteken dengan Bukit Asam dan Air Products and Chemicals sebagai langkat untuk meningkatkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional melalui pemanfaatan DME dan SNG.
Pasalnya, sekitar 70% LPG masih diimpor dan Indonesia mengkonsumsi tidak kurang 7 juta ton pada 2017.”Pabrik gasifikasi batu bara ini adalah proyek yang sangat strategis secara nasional,” ujarnya.
Baca Juga: Serapan Batu Bara dalam Negeri Tak Maksimal, Ini Penyebabnya
Di sisi lain, Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengungkapkan, hilirisasi yang dilakukan perseroan diperkuat dengan sumber daya batu bara sebesar 8,3 miliar ton dan cadangan batu bara sebesar 3,3 miliar ton.
Pabrik gasifikasi di Peranap ini diharapkan dapat mulai beroperasi pada tahun 2022.“Kapasitas pabrik yang akan didirikan dengan kapasitas 400.000 ton DME per tahun dan 50 million standard dubic feet per day (mmscfd) SNG,” jelasnya.
(Dani Jumadil Akhir)