Dalam beberapa kesempatan, Mentan Amran menjelaskan impor jagung dilakukan untuk mengurai masalah yang dihadapi para peternak, masalah ini muncul karena distribusi yang tersendat. Selama ini, stok jagung Bulog yang digelontorkan pemerintah lebih banyak terserap ke perusahaan besar untuk campuran pakan ternak.
"Perusahaan besar menyerap jagung karena tidak mengimpor gandum untuk pakan, yang biasa dicampurkan, kan. Jatahnya kami keluarkan 200 ribu ton. Akhirnya petani kecil berteriak. Yang perusahaan besar, kan, diam," kata Amran.
Amran berharap polemik impor jagung tak perlu diperpanjang. Ia menyebut masalahnya bukan terletak pada produktivitas pertanian dalam negeri. Impor tidak menandakan stok jagung dalam negeri defisit, malah kenyataannya surplus. Amran merinci surplus tersebut dapat dihitung secara kasar, dari kinerja Ekspor jagung yang mencapai 380 ribu ton dikurangi dengan rencana jumlah impor yang akan dilakukan ini.
(Rani Hardjanti)