JAKARTA - Pemerintah baru membuka kembali keran impor jagung maksimal 100 ribu ton untuk tahun 2018. Hal ini dilakukan demi menjaga kebutuhan jagung para peternak khususnya peternak rakyat.
Pernyataan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang menegaskan impor terjadi bukan karena produktivitas jagung yang menurun, di perkuat dengan fakta sejumlah daerah sentra produksi jagung yang sudah memasuki masa panen raya.
Jawa Timur sebagai provinsi dengan produksi tertinggi tercatat sedang melakukan panen raya di awal November. Gelaran panen raya di Jawa Timur berada di 7 kabupaten, yaitu Tuban, Lamongan, Lumajang, Jember, Kediri, Mojokerto, dan Pasuruan.
Tercatat areal panen kurang lebih seluas 5 ribu hektare dengan luas panen terbesar di Kecamatan Jenggawah, Jember seluas 2.901 hektare dan Kecamatan Kraton, Pasuruan seluas 1.496 hektare.
Tidak hanya di Jawa Timur, Sebagai provinsi penghasil jagung yang cukup potensial, panen raya jagung juga hadir di sejumlah wilayah Sulawesi Selatan, seperti Kabupaten Takalar, Jeneponto, Pinrang dan Wajo.
Informasi tentang panen jagung minggu ini, juga sempat diutarakan oleh Ketua Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) Sholahuddin. Ia yakin bahwa produksi jagung hingga akhir tahun bisa mencapai target yang ditetapkan pemerintah. Terlebih panen di tahun ini mencakup lahan yang luas.