"Karena memang seluruh dunia, kecuali AS, mengalami perlambatan ekonomi. Bahkan untuk pertama kalinya China mencatatkan defisit transaksi berjalan dalam 20 tahun terakhir. Ini menggambarkan China mengalami dampak dari sisi perdagangan," kata dia.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi 5,17%, Jokowi: Masih Sangat Baik Dibandingkan Negara Lain
Tak hanya perang dagang, ekonomi global juga akan dibayangi kebijakan moneter Bank Sentral negara-negara di dunia yang cenderung mengetat, khususnya kepastian normalisasi kebijakan moneter Bank Sentral Eropa.
"Penting bagi Indonesia karena saat normalisasi suku bunga Eropa akan meningkat dan ini juga pada subung negara-negara emerging lainnya. Kalau yang sekarang kan hanya melihat kepada suku bunga AS saja," katanya.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal juga memiliki prediksi yang sama, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2019 berada di kisaran 5,1%-5,2%.