JAKARTA – Jalan Tol Trans Sumatera yang mulai dikonstruksi tahun 2015 dan target selesai pada tahun 2024 akan menghubungkan Pulau Sumatera dari Aceh hingga Lampung.
Pembangunannya dikelola oleh PT Hutama Karya (Persero) dengan investasi sebesar Rp16,79 triliun.
Berikut beberapa fakta mengenai Jalan Tol Trans Sumatera yang sudah dirangkum oleh Okezone, Jakarta, Sabtu (24/11/2018).
1. Terbagi menjadi 8 ruas
Baca Juga: Di Lampung, Jokowi Tinjau Jalan Tol Trans Sumatera
Jalan Tol Trans Sumatera akan menghubungkan Pulau Sumatera dari Aceh hingga Bakauheni, Lampung. Tahap 1 terdiri atas 8 ruas, terbagi menjadi empat ruas awal: (1) Medan-Binjai, (2) Palembang-Indralaya, (3) Pekanbaru-Dumai, (4) Bakauheni-Terbanggi Besar; dan empat ruas tambahan : (5) Terbanggi Besar-Pematang Panggang, (6) Pematang Panggang-Kayu Agung, (7) Palembang-Tanjung Api-Api dan (8) Kisaran-Tebing Tinggi.
2. Ruas Bakauheni – Terbanggi Besar selesai Desember 2018
Ruas ini ditargetkan selesai pada Desember 2018. Sementara itu, tol diharapkan tersambung hingga ke Palembang Provinsi Sumatera Selatan pada pertengahan 2019.
(Infografis: mkp)
3. Presiden menilai pembangunannya sangat baik
“Persiapan tanahnya tidak hanya pas untuk jalan saja, tetapi juga masih ada sisa yang bisa nanti di pakai untuk utility yang lain. Untuk, misalnya, kereta api cepat atau kereta api agak cepat sudah ada persiapan lahannya di situ,” ujar Presiden.
Baca Juga: 6 Alasan Pentingnya Jalan Tol Trans Sumatera
4. Diharapkan membuat daya saing menjadi lebih baik
Presiden Joko Widodo berharap pembangunan jalan tol Bakauheni-Palembang itu membuat daya saing menjadi lebih baik, titik-titik pertumbuhan ekonomi di sekitar jalan ini nantinya akan terintegrasikan dengan kawasan-kawasan industri, kawasan-kawasan ekonomi khusus yang semuanya juga dalam proses dibangun.
5. Ada rencana membangun jalur kereta api di samping ruas tol
Mengenai pembangunan jalur kereta api, Presiden Joko Widodo pun menjelaskan bahwa setiap negara membangun jalur kereta api di samping ruas tol, jadi lebih irit dan efisien.
“Tapi sekali lagi, mesti harus ada hitung-hitungan, IRR-nya seperti apa, Internal Rate of Return-nya seperti apa, Return on Investment-nya seperti apa, semuanya kan mesti harus dikalkulasi semuanya,” jelas Presiden.
(Widi Agustian)