Jakarta-Surabaya via Tol Bayar Rp600.000

Koran SINDO, Jurnalis
Kamis 29 November 2018 10:39 WIB
Jalan tol. Foto: Okezone
Share :

Sebab, adanya jalan tol akan mempermudah dan mempercepat akses dari dan menuju destinasi wisata yang ada di Solo, Sragen, maupun Ngawi. Terpangkasnya waktu tempuh diharapkan juga dapat mempercepat distribusi logistik dan menciptakan konektivitas baru.

“Destinasi wisata di sepanjang Solo sampai Ngawi cukup banyak. Di Karanganyar yang terkenal ada Tawamangu. Di Sragen ada wisata air panas Bayanan, situs arkeologi Sangiran, hingga wisata hiking Gunung Kemukus,” kata Rini. Dengan terdorongnya pariwisata berkat adanya jalan tol, secara kontinu bisnis kuliner, kerajinan tangan, sampai penginapan pun akan turut menggeliat.

Kenaikan permintaan untuk layanan barang dan jasa tersebut dapat menjadi faktor penting dalam meningkatkan perekonomian daerah. “Pemerintah pun senantiasa akan mendorong peran BUMN untuk terlibat dalam perkembangan tersebut.

Sekaligus untuk meningkatkan daya saing produk-produk daerah. BUMN bisa ikut memajukan potensi-potensi tersebut dengan berbagai upaya, baik lewat peningkatan pelayanan umum seperti listrik dan telekomunikasi, penyaluran kredit usaha oleh BUMN perbankan, hingga program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL),” ujar Rini.

Baca Juga: Resmikan Tol Sragen-Ngawi, Presiden Jokowi: Saya Bahagia Sekali

Jalan tol Solo-Ngawi terbagi atas tiga tahap pengoperasian, yang pertama adalah segmen Simpang Susun Ngawi-Klitik (Ngawi) sepanjang 4 km sejak 30 Maret 2018, berbarengan dengan dioperasikan nya jalan tol Ngawi-Kertosono-Kediri Segmen Ngawi-Wilangan. Peng operasian tahap kedua adalah segmen Kartasura-Sragen yang telah diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 15 Juli 2018.

Ketiga, atau yang terakhir, adalah Segmen Ngawi-Sragen yang diresmikan hari ini. Jalan tol Solo-Ngawi akan menghubungkan beberapa daerah, terutama Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kota Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen di Jawa Tengah dan Kabupaten Ngawi di Jawa Timur.

Untuk mempermudah pengguna jalan tol, saat ini telah dioperasikan lima gerbang tol (GT), yakni GT Colomadu, GT Ngemplak, GT Karang anyar, GT Sragen, dan GT Ngawi. Akan segera dibuka pula tiga gerbang tambahan pada awal 2019 untuk lebih mempermudah masyarakat mengakses jalan tol ini, yaitu GT Bandara Adi Soemarmo, GT Gondangrejo (akses arah Purwodadi) serta GT Sragen Timur (berada di Kecamatan Sambung macan, Sragen sebagai akses arah Mantingan).

Setelah Jakarta-Surabaya tersambung, Jokowi menginstruksikan jalan tol timur hingga Banyuwangi bisa selesai 2019. Dengan demikian, jalur tol Merak sampai Banyuwangi pada 2019 sudah tersambung.

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, dengan beroperasinya ruas jalan tol dari Jakarta hingga Surabaya akan menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat yang hendak berkendara menuju ibu kota Provinsi Jawa Timur tersebut.

“Terkait masalah tarif tol dari Jakarta-Surabaya yang mencapai Rp600.000 menurut saya itu tidak membebankan masyarakat, karena tol ini kan hanya sebagai alternatif dari jalan arteri,” kata Djoko saat dihubungi KORAN SINDO di Jakarta, tadi malam. Malah menurutnya, dengan harga tarif di kisaran Rp600.000-an, waktu yang ditempuh masyarakat dari Jakarta hingga Surabaya menjadi lebih cepat.

Hal ini jelas bisa menekan biaya operasional para pengguna jalan dibandingkan menggunakan jalan nasional yang biasanya mempunyai estimasi waktu lebih lama karena terdapat sejumlah titik kemacetan.

“Jadi tidak ada keterpaksaan yang wajib untuk menggunakan jalan tol, tapi biasanya untuk bus lebih memilih menggunakan jalan tol, karena jarak tempuhnya lebih cepat, karena mereka juga mengejar waktu,” jelasnya.

Untuk itu dia meminta pemerintah untuk tetap memperhatikan infrastruktur jalan nasional yang menghubungkan Jakarta ke Surabaya. Sehingga bagi masyarakat yang merasa keberatan dengan tarif jalan tol tersebut bisa memilih menggunakan jalan arteri. “Pemerintah harus mengembalikan fungsi jalan tol sebagai jalan alternatif buka sebagai jalan utama, karena untuk jalan utamakan ada jalan nasional,” tegasnya.

Djoko mencontohkan, saat ini sebagian besar masyarakat menganggap jalan tol Jakarta-Cikampek sebagai jalan utama. Sehingga saat ruas tersebut mengalami kemacetan padat karena masifnya pembangun infrastruktur, masyarakat menjadi panik.

(Ahmad Antoni/Ary Wahyu Wibowo/Dita Angga/Heru Febrianto)

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya