Perry menyatakan, kepercayaan investor itu terlihat dari aliran modal asing masuk ke dalam negeri (capital in flow). Dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) tercatat modal asing masuk di bulan November sebesar Rp34,25 triliun.
"Dengan aliran modal asing masuk tentu saja itu menambah suplai dan kemudian memperkuat Rupiah," katanya.
Dia menilai, berbagai kebijakan BI juga berhasil membuat mekanisme pasar semakin bekerja. Di mana supply dan demand di pasar berkembang dengan baik, tak hanya melalui instrumen spot, tapi juga swap dan DNDF (domestic non deliverable forward).
"Terlihat juga perbedaan atau spread antara nilai tukar Rupiah di spot yaitu Jisdor, dengan nilai tukar Rupiah yang di DNDF itu spread-nya semakin kecil bahkan di bawah Rp50. Itu menunjukan mekanisme pasar begitu bekerja," ujar dia.