JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan pada November 2018 terjadi inflasi sebesar 0,27% (month to month/mtm). Laju inflasi ini lebih rendah tipis dari bulan Oktober yang inflasi sebesar 0,28%.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga pada seluruh indeks kelompok pengeluaran. Terutama pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,56% dengan andil ke inflasi 0,10%.
Di mana pada kelompok ini yang menyebabkan inflasi tinggi yaitu tarif angkutan udara naik dengan andil 0,05%. Dia menjelaskan, kenaikan ini dipicu tingginya permintaan pesawat di akhir tahun.
"Kedua, penyebabnya kenaikan komoditas harga bensin nonsubsidi dengan andil 0,02%. Kita tahu BBM pertamax mengalami kenaikan seiring kenaikan harga minyak November. Kemudian kenaikan tarif pulsa dengan sumbangan 0,01%, itu lebih kepada kenaikan pulsa paket internet," papar dia dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (3/11/2018).
Baca Juga: Inflasi November 0,27%, Sri Mulyani: Kita Berhasil Jaga Stabilitas Harga
Selain itu, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar juga mengalami inflasi sebesar 0,24% dengan andil sebesar 0,06%. Komoditas utama yang menyumbang inflasi pada kelompok ini yakni kenaikan upah tukang bukan mandor sebesar 0,02%.
"Juga peningkatan beberapa bahan bangunan seperti besi beton, cat tembok dan tarif sewa rumah masing-masing 0,01%," katanya.
Kemudian, inflasi berasal dari kelompok bahan makanan sebesar 0,25% dengan andil 0,05%. Inflasi terjadi karena harga beberapa komoditas pangan meningkat yang dipengaruhi perubahan cuaca.
"Adanya kenaikan harga barang mewah dengan andil inflasi 0,04%, cuaca sangat berpengaruh kepada produk bawang merah. Ada kenaikan harga bawang merah di 74 kota misal Cirebon dan Aceh," jelasnya.
Baca Juga: BPS: Inflasi November 0,27%
Selain bawang merah, komoditas beras juga menyumbang andil inflasi 0,03% "Kita tau bahwa bobot beras tinggi, jadi meskipun ada kenaikan harga tipis tapi sudah berikan andil 0,03%," kata Kecuk.
Meski demikian, BPS juga mencatat beberapa komoditas pangan yang mengalami penurunan harga atau deflasi, seperti cabai merah sebesar 0,04%, daging ayam ras, beberapa buah-buahan, dan minyak goreng yang masing-masing 0,1%.
Sedangkan pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi 0,20% dengan andil 0,04%. Komoditas yang dominan yakni rokok kretek filter yang sebesar 0,01%.