Pria yang dipanggil Kecuk ini juag menyatakan, terdapat komoditas yang mengalami penurunan impor terendah yakni ampas atau sisa industri makanan USD130 juta, serealia turun USD104,3 juta, dan mesin atau pesawat mekanik turun USD93,8 juta.
"Adapun penurunan impor terbesar ada pada komoditas mesin atau peralatan listrik sebesar USD201,1 juta dan bahan bakar mineral sebesar USD141,7 juta," sebutnya.
Baca Juga: Impor Sayur Meningkat Drastis, Paling Banyak dari China
Untuk diketahui, BPS mencatat neraca perdagangan pada November 2018 mengalami defisit sebesar USD2,05 miliar. Kondisi ini semakin dalam dari defisit di Oktober 2018 yang sebesar USD1,82 miliar.
Adapun defisit November 2018 menjadi yang tertinggi sepanjang tahun ini. Secara rinci, laju ekspor Indonesia pada Oktober 2018 sebesar USD14,83 miliar, sementara laju impor mencapai USD16,88 miliar.
(Dani Jumadil Akhir)