JAKARTA – Pemerintah menargetkan pada 2019 investasi di sektor pariwisata meningkat menjadi USD2,5 miliar, naik dibanding tahun ini yang ditargetkan USD2 miliar.
Pertumbuhan sektor pariwisata Indonesia yang berkelanjutan (sustainable) dengan sizeyang besar beberapa tahun terakhir mencapai 25,68%. Menurut World Travel Tourism Council (WTTC), pencapaian Indonesia itu merupakan yang tercepat ke-9 di dunia, nomor 3 di Asia, dan nomor 1 di Asia Tenggara.
Hal ini membuat para investor mancanegara dan dalam negeri tertarik berinvestasi di sektor pariwisata di Indonesia. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, pariwisata menjadi salah satu sektor di Indonesia dengan tingkat pertumbuhan investasi tercepat.
Pada 2017 investasi pariwisata tumbuh 32% dari tahun sebelumnya. Tahun ini, hingga kuartal I/2018, nilai realisasi investasi pariwisata mencapai 21,67% atau USD33,5 juta dari target tahun ini sebesar USD2 miliar.
”Tahun depan kami targetkan investasi pariwisata mencapai USD2,5 miliar,” ujar Menpar di sela-sela jumpa pers akhir tahun 2018 di Jakarta barubaru ini. Menurut dia, investasi di sektor pariwisata, baik penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN) memiliki pola serupa seperti pada tahun 2017.
Pada tahun lalu PMA sektor pariwisata senilai USD1,3 miliar dan PMDN USD461,5 juta. Untuk PMA, lanjut Menpar, asal negara didominasi oleh Singapura, China, dan Korea Selatan sebagai top 3 dengan jenis usaha di bidang hotel berbintang, akomodasi jangka pendek lain, serta restoran.
Adapun daerah tujuan investasi terkonsentrasi di destinasi Bali, DKI Jakarta, dan Kepulauan Riau. Hal ini sesuai dengan peran ketiga destinasi ini sebagai pintu masuk utama wisatawan mancanegara (wisman).