Sejauh ini PMDN lebih banyak berinvestasi pada usaha hotel berbintang, taman rekreasi tematik, dan daya tarik wisata buatan/binaan manusia dengan sebaran tempat investasi di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Hal ini sesuai dengan sumber dan tujuan wisata bagi wisatawan nusantara (wisnus) di Tanah Air. Sementara itu, untuk pengembangan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP), dalam lima tahun ke depan atau 2019-2024 sektor pariwisata membutuhkan investasi sebesar Rp500 triliun.
Kebutuhan investasi tersebut terdiri dari pembiayaan pariwisata sebesar Rp295 triliun, yakni berasal dari pemerintah Rp10 triliun dan swasta Rp285 triliun, sedangkan investasi pariwisata senilai Rp205 triliun—dari pemerintah Rp170 triliun dan swasta Rp35 triliun.
Investasi pariwisata dari pemerintah berasal dari Kementerian PUPR Rp32,5 triliun, Kementerian Perhubungan Rp77,3 triliun, PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II Rp 56 triliun, Kementerian Kominfo Rp0,05 triliun, DAK Pariwisata Rp1 triliun dan Kementerian Pariwisata Rp3 triliun.
Selama periode 2019-2024 investasi sektor pariwisata antara lain untuk membangun 120.000 kamar hotel, 15.000 restoran, 100 taman rekreasi, 100 operator selam, 100 marina, 100 kawasan ekonomi khusus (KEK), 100.000 homestaydengan melibatkan peran serta dunia usaha dan UKM pariwisata.
(Rani Hardjanti)