JAKARTA - Tsunami yang menghantam kawasan Selat Sunda pada Sabtu malam 22 Desember 2018, berdampak ke angkutan penyeberangan. Di mana setelah pasca tsunami tersebut, angkutan penyeberangan dari Merak-Bakauheni langsung sepi penumpang.
"Jadi, sebelum kejadian itu, atau pada tanggal 21-22 Desember arus penumpang angkutan penyebrangan meningkat. Namun setelah kejadian, arus penumpang langsung turun drastis," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi, di Kemenhub, Jakarta, Rabu (26/12/2018).
Baca Juga: Amankan Pasokan, Operasi Pasar LPG Digelar di Daerah Terdampak Tsunami
Dia menjelaskan, berdasarkan data Kemenhub, pada 21-22 Desember arus penumpang masing-masing sebesar 51.384 penumpang dan 66.897. Kemudian, setelah kejadian tsunami arus penumpang langsung turun hingga dua kali lipat.
"Misalnya pada tanggal 23-24 Desember yang masing-masing sebesar 36.585 penumpang dan 31.241 penumpang," ungkapnya.
Dia menuturkan, penurunan penumpang itu, disebabkan oleh beberapa hal, seperti masyakarat merasa bingung dengan keadaan laut di Merak pasca tsunami. Hal tersebut yang menyebabkan penurunan penumpang.