"Jadi ketidakpastian lebih karena growth yang melambat sehingga yang direspon kebijakan moneternya tidak tinggi dengan respon suku bunga," katanya.
Dia mengatakan, dengan kondisi global yang masih tidak pasti seharunya berpeluang kepada Rupiah tetap stabil. Beda pada situasi 2018 yang dinamika global sedang meningkat sekarang banyak hal-hal yang sudah dekati solusi termasuk trade war dan The Fed.
“Dari dometik kita sudah lewati level psikologis yang cukup tinggi dan ini sudah tersentuh kan. Memang ada kekhawatiran di masyarkaat dan sudah tersentuh. Apabila kalau udah tersentuh dan ekonomi kita stabil. Jadi menurut saya kalau bergerak dari Rp14.000 ke Rp15.000 masyarakat sudah terbiasa dengan pergerakan itu," katanya.
(Feby Novalius)