Dia melanjutkan, jika pengemudi ojek online merasa keberatan dengan tarif ini maka disarankan langsung menyampaikannya ke masing-masing aplikator. Pasalnya, pemerintah masih belum merampungkan regulasinya.
"Kita inginnya 5 km ingin segitu, tapi nyatanya dalam persaingan memang sulit. Maka berbicara baik-baik, bicara ke direksi, 5 km jangan Rp8.000, misalnya bisa Rp9.000-10.000," ucapnya.
Sebagai perusahaan start up yang baru berkembang di Indonesia, aplikator-aplikator ojek online menawarkan tarif yang kompetitif dengan melalui voucher diskon maupun tarif promo. Hal ini agar dapat menjaring pelanggan sebanyak-banyaknya agar tidak kalah saing.
Meski pihak aplikator telah menghitung dengan seksama penetapan tarif agar tetap menguntungkan bagi dirinya maupun pengemudi. Namun, pengemudi sering kali mengeluhkan besaran tarif ini.