JAKARTA - Perum Bulog berencana melakukan ekpsor beras hasil serapan panen raya. Perusahaan membidik beberapa negara di Asia Tenggara yang bakal dijadikan pasar ekspornya.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan, rencana ekspor tersebut guna mengantisipasi lonjakan produksi beras saat panen raya di akhir Februari-Mei.
Baca Juga: Panen Raya, Bulog Wajib Serap Jagung Sekaligus Padi
Kata dia, saat ini gudang Bulog masih penuh dengan stok 2,1 juta ton, di mana hampir setengahnya merupakan cadangan beras dari impor. Padahal beras hasil panen raya diperkirakan mencapai 1,8 juta ton.
“Jadi untuk antisipasi panen raya nanti, yang mulai akhir Februari sudah panen dan puncaknya April-Mei, kan kita serap sebanyak mungkin. Karena itu kita pikir bagaimana tetap serap panen petani tapi bukan disimpan, jadi dijual ke beberapa negara,” katanya di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (22/1/2019).
Dia menegaskan, beras yang akan di ekspor bukanlah stok yang saat ini berada di gudang Bulog, melainkan beras petani hasil panen raya nanti. Oleh sebab itu, penyerapan kali ini sistemnya komersial, bukan seperti serapan gabah (sergap).
"Untuk serap maksimal, kualitas harus dijaga. Supaya bagus, kita kerja sana dengan Kementerian Pertanian. Dengan cuaca yg hujan ini tadi disebutkan siapkan 900.000 dryer” kata dia.
Baca Juga: Bulog Ekspor Beras, Kemendag Tidak Tahu
Meski demikian, Budi Waseso belum bisa menyebutkan pastinya negara yang menjadi tujuan ekspor beras itu. Begitu pula soal volume beras yang bakal diekspor, katanya, akan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
Untuk melakukan ekspor tersebut, maka pihaknya juga berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Pertanian.
“Kita memprediksi bahwa panen raya akan menghasilkan jumlah yang cukup besar. Sedangkan kita enggak bisa menyerap keseluruhannya. Jangan sampai nanti petani yang dirugikan (makannya direncanakan ekspor),” kata dia.
(Feby Novalius)