Sedangkan untuk pemasarannya, menurut Dolly, PTPN Holding akan melakukan si ergi BUMN dengan menggandeng beberapa perusahaan plat merah, di antaranya PT Pelni (persero), PT Kimia Farma (persero), PT Pemodalan Nasional Madani (persero), Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan Perum Bulog. “Walini ini sudah terkenal di Jawa Barat, melalui sinergi BUMN nanti kita pasarkan juga hingga ke luar Pulau Jawa, seperti Sulawesi dan Kalimantan,” katanya. Menurutnya, merek Walini di persiapkan untuk merambah pasar dari kalangan menengah, sementara PTPN tetap mempertahankan merek premium untuk komoditas kopi dan teh, yakni teh Kayu Aro dan kopi Rollaas.
Dalam pemasarannya, PTPN akan memanfaatkan PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) sebagai distributor ritel yang saat ini sedang dimaksimalkan fungsinya. Di tempat sama, Komisaris Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III, Arif Satria menambahkan, momentum ini merupakan peluang untuk memperluas pasar baru di ritel karena saat ini sangat kompetitif dan menjanjikan. “Selain itu, untuk memperkuat lini bisnis di segmen ritel yang akan memberi kontribusi dalam mendukung pencapaian target PTPN Holding tahun ini,” kata Arif.
Sebagai informasi, konsep logo baru terdiri dari simpul tali melambangkan peran perusahaan sebagai Holding Perkebunan Nusantara yang akan men jadi pemersatu dan mensinergikan PTPN Group. Hal ini juga relevan untuk mengekspresikan Holding Perkebunan Nusantara sebagai pemersatu dan mensinergikan anak perusahaan dari PTPN I hingga PTPN XIV.
(Heru Febrianto)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)