Kata Sancoyo, berbagai upaya transformasi yang dilakukan secara berkesinambungan, membuat perseroan mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Maka dengan begitu, perseroan berhasil mempertahankan pertumbuhan positif di tahun lalu. Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma menilai penjualan aset spreads sebesar Rp2,8 triliun membuat laba bersih UNVR naik 30,05%. Tanpa itu, laba bersihnya relatif flat secara year on year.
Pada 2019, UNVR masih memiliki prospek positif seiring dengan program pemerintah yang meningkatkan belanja sosial menjadi Rp38 triliun. Hal ini menjadi sentimen positif bagi emiten barang-barang konsumsi.”Jadi rekomendasi hold dengan target harga Rp49.500," tuturnya.
Hal senada juga disampaikan analis BCA Sekuritas, Achmad Yaki. Dirinya menilai, prospek saham Unilever masih tetap menarik untuk dilirik baik di tahun ini. Apalagi, perseroan berhasil mencatatkan kinerja yang cukup positif sepanjang tahun 2018 kemarin. Sepanjang perdagangan Jumat (1/2) akhir pekan kemarin, saham UNVR ditutup stagnan pada level Rp50.000 per saham, setelah bergerak di rentang Rp49.825 - Rp50.000 per saham. Harga ini terbentuk dari 3.470 kali transaksi dengan nilai Rp91,06 miliar. Saham UNVR berada di posisi PER 41,88 kali dengan kapitalisasi pasar Rp381,50 triliun.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)