LAMONGAN – Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan pada tahun ini bisa mengekspor jagung sekitar 500.000 ton. Target itu lebih tinggi jika dibandingkan ekspor 2018 yang mencapai 380.000 ton.
“Karena tahun lalu 380.000 ton, tahun ini bisa naik hingga 500.000 ton. Dan itu tidak bisa dibantah. Sekarang ini bagaimana kita harus tingkatkan ekspor jagung ke depan,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di sela acara panen raya jagung di Desa Mojorejo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, kemarin.
Menurutnya, ekspor jagung sebanyak 380.000 ton tersebut terbilang masih sangat kecil dan bisa ditingkatkan. Di proyeksi, produksi jagung pada tahun ini bisa mencapai 29,93 juta ton, sementara konsumsi nasional sebanyak 23,25 juta ton.
Baca Juga: Produksi Pangan Meningkat, KTNA: Ini Prestasi Petani Kita
Jika mengacu pada angka tersebut, produksi jagung tahun ini diperkirakan surplus 6,68 juta ton. Amran mengungkapkan, Indonesia telah berhasil menurunkan impor jagung dari sekitar 3,5 juta ton pada 2014 menjadi 1,3 juta di 2015. Lalu pada 2016 turun lagi menjadi 900.000 ton dan tahun 2017 tidak ada impor.
“Tahun 2018 ekspor 380.000 ton, impor 100.000 ton, artinya (jagung) surplus. Terpenting adalah dulu kita impor dari Argentina dan Amerika, sekarang kita sudah bisa ekspor,” ungkap dia.
Dalam kesempatan tersebut, Amran berharap para petani dapat menyuplai kebutuhan jagung peternak baik yang berada di wilayah Lamongan, maupun di kabupaten lainnya.
“Kami berharap Bulog dapat membantu menyerap jagung petani saat panen raya seperti ini, sehingga dapat menjadi buffer stock,” ujarnya. Selain itu, petani jagung dan peternak ayam mandiri juga dapat menikmati masa panen raya jagung saat ini melalui mekanisme distribusi dan stok yang baik.
Baca Juga: Presiden Jokowi: Indonesia Stop Impor Jagung 3,6 Juta Ton dan Ekspor 380 Ribu Ton
Mentan menambahkan bantuan bibit jagung untuk petani di Kabupaten Lamongan tahun ini meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Bantuan benih jagung tahun ini jadi 20.000 paket dengan pupuk.
“Tambahan bantuan benih ini supaya Lamongan bisa suplai kebutuhan jagung peternak ayam petelur di Blitar,” jelas Amran. Sebagai sentra ternak ayam petelur, kebutuhan jagung pakan di Blitar sangat tinggi.
Oleh karena itu, Mentan berinisiatif menjembatani para peternak di Blitar dengan para petani jagung di Lamongan. Mentan menginstruksikan Perum Bulog untuk menyerap jagung milik petani di Lamongan untuk kemudian dijual ke para peternak di Blitar.
“Ini model baru, nggak usah pulang ambil stempel. Kertas kesepakatan ini tolong masing-masing dibawa pulang. Traktor dan dryer kami bantu kirim ke sini, hasilnya kirim ke Blitar,” tegas Amran.
Baca Juga: Bahaya Impor Jagung Tanpa Kuota
Untuk melancarkan kesepakatan ini, Amran pun menyiapkan 20 dryer atau mesin pengering jagung berkapasitas 10 ton per 8 jam.
Selain dryer, Kementan akan memberikan bantuan 10 traktor roda empat serta lima unit alat panen.
“Ini semua untuk rakyat, bukan untuk tengkulak. Kami tidak ingin dipermainkan. Ini solusi konkret dan permanen,” tukas Amran.