Agung Wiharto menambahkan, dengan akuisisi itu diharapkan dari sisi rantai pasokan (supply chain) dapat lebih terintegrasi. Sebagai contoh, selama ini Semen Indonesia belum mempunyai pabrik di Aceh, maka dengan tambahan pabrik di Lhoknga bisa membantu distribusi di wilayah Sumatera Barat.
Hal yang sama juga terjadi di pabrik Narogong, Jawa Barat, di mana sebelumnya Semen Indonesia belum mempunyai footprint di wilayah tersebut, padahal konsumsi semen terbesar di Indonesia ada di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Baca Juga: Fakta-Fakta Semen Indonesia Kuasai Saham Holcim Indonesia
Kemudian pasca akuisisi Holcim Indonesia, SMGR akan melakukanmandatory tender offeratas sisa saham publik di PT Holcim Indonesia Tbk. Disampaikan Agung, sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka, maka perseroan berkewajiban untuk membeli sisa saham publik setelah mengambil alih lebih dari 80% saham. Pihaknya menyebut telah melaporkan kepada OJK untuk prosesmandatory tender offer(MTO).
Adapun, harga pembelian yang dilaporkan senilai Rp2.097 per saham. Transaksi tersebut telah dilakukan pada 31 Januari 2019. Selain itu, dua anak perusahaan PT Holcim Beton dan PT Lafarge Cement Indonesia berganti nama menjadi PT Solusi Bangunan Beton dan PT Solusi Bangunan Andalas.
(Dani Jumadil Akhir)