Menurutnya, perusahaan ritel tersebut menargetkan nilai IPO sekitar Rp300 miliar. Sedangkan dua perusahaan lain nilainya di bawah Rp300 miliar.
"Ritel itu yang harusnya tahun lalu tapi IPO-nya mundur, jadinya tahun ini,” kata dia.
Susy mengakui, pihaknya tidak terlalu agresif dalam menargetkan perusahaan IPO. Pasalnya, pada periode jelang Pilpres 2019, membuat banyak investor memilih wait and see, sehingga kondisi pasar akan lebih kondusif setelah pemilu rampung.
“IPO yang di pipeline kan udah ada 3, bond ada 2, ada yang Rp500 miliar. Mereka sekarang masih wait and see. Nanti setelah ketahuan (siapa) presidennya, baru firm, karena takutnya ada perubahan policy yang mendasar,” pungkasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)