Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta (UGM) Fahmy Radhi menilai, sudah seharusnya PLN menurunkan tarif tenaga listrik. Pasalnya, variabel yang memengaruhi tarif listrik cenderung mengalami penurunan sehingga memengaruhi harga pokok produksi (HPP) listrik.
Sejumlah variabel itu, di antaranya harga energi dasar yakni harga minyak dunia, harga batu bara, dan kurs rupiah terhadap dolar AS.
”Kalau kita melihat variabel, memang sudah seharusnya tarif listrik turun karena harga minyak dunia mengalami penurunan cukup drastis. Selain itu, kurs rupiah juga menguat sehingga menurunkan HPP listrik,” kata Fahmy.
Namun, pihaknya menyayangkan karena penurunan tarif listrik hanya dilakukan untuk pelanggan 900 VA RTM.
Menurut dia, seharusnya penurunan tarif juga dilakukan untuk pelanggan lain seperti golongan rumah tangga 1.200 VA dan 2.200 VA ke atas atau golongan pelanggan lain dengan tarif otomatis.
Tak hanya itu, pihaknya juga mendorong PLN untuk menurunkan tarif listrik industri. Menurut dia, penurunan tarif pada seluruh golongan berdampak pada meningkatnya daya beli masyarakat dan berkontribusi pada menurunnya tingkatinflasi sehingga berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi.
”Melihat variabel yang ada, seharusnya penurunan dilakukan untuk seluruh golongan termasuk industri. Penurunan tarif seluruh golongan akan mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Fahmy. (Nanang Wijayanto)
(Dani Jumadil Akhir)