SUKABUMI - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melepas ekspor manggis dari Sukabumi, Jawa Barat ke Tiongkok. Pelepasan ekspor dilakukan pada acara Apresiasi Kementerian Pertanian terhadap kinerja ketahanan pangan di Kabupaten Sukabumi dalam rangka mendukung program Indonesia menjadi lumbung pangan dunia 2045, hari ini.
Acara ini dihadiri Anggota DPR RI, Dewi Asmara, Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil dan lebih dari 10.000 petani dan santri tani milenial.
Baca Juga: Presiden Jokowi: Regulasi Ekspor Sudah Disederhanakan
Menteri Amran menyalurkan bantuan kepada petani dan santri milenial. Yakni berupa bantuan domba untuk 40 kelompok ternak masing-masing 25 ekor. Kemudian 4.00 ekor bibit ayam berikut pakan 8 ton, obat-obatan dan vitamin untuk Kelompok Usaha Bersama santri milenial Pondok Pesantren Nurul Huda.
Amran memaparkan, Indonesia merupakan negara eksportir manggis, dengan peringkat ke-5 dunia sebagai negara produsen manggis, setelah India, China, Kenya, dan Thailand. Sekitar 25% produksi manggis di ekspor ke beberapa negara seperti ke China, Hongkong, Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, Arab Saudi, Kuwait, Oman, Qatar, Amerika, Australia, Prancis, Belanda dan lainnya.
Baca Juga: Payakumbuh Ekspor 1 Kontainer Rendang ke Arab Saudi
Melansir data BPS, volume ekspor manggis pada 2018 sebesar 38.830 ton, naik 324% dibandingkan 2017 yang hanya 9.167 ton. Sedangkan nilai ekspor 2018 tersebut mencapai Rp474 miliar naik 778% dibandingkan 2017 Rp54 miliar.
"Ini merupakan peningkatan yang sangat besar. Karena kami membuat akses langsung pasar dari Indonesia ke China, Hongkong, dan berbagai negara tujuan lainnya. Dulu transit dulu ke Malaysia, baru ke negara tujuan eksopor. Itu point pentingnya. Artinya apa? Kesejahteraan petani meningkatkan karena added value (nilai tambah -red) dinikmati petani," demikian papar Amran saat melepas ekspor manggis sebanyak 92 ton ke Tiongkok nilainya mencapai Rp2,76 miliar, Kamis (21/2/2019).
Lebih lanjut, Amran menekankan bahwa sektor pertanian tidak hanya mencakup komoditas padi dan jagung. Akan tetapi sektor pertanian mencapai 460 komoditas.
Menilik data BPS, sambung Amran, hasil kerja keras Kementan dalam mengurus sektor pertanian yakni ekspor komoditas pertanian secara keseluruhan dari 2016 hingga 2018 naik 29%. Nilai ekspor 2016 sebesar Rp384,9 triliun, sementara pada 2018, angkanya naik menjadi Rp499,3 triliun.
"Kemudian ada yang menarik jarang terekspor yakni kurun waktu empat tahun terakhir, produk domestik bruto (PDB -red) sektor pertanian terus mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Tahun 2014 sebesar Rp906,1 Triliun dan di 2018 meningkat menjadi Rp1.460 triliun, sehingga naik kurang lebih Rp470 sampai Rp500 triliun," ujar Amran.
Menurutnya, kenaikan PDB sektor pertanian 2014 hingga 2018 yakni Rp1.370 triliun, lebih dari separuh APBN per tahun. Dengan demikian terjadi kenaikan PDB sektor pertanian sangat tajam selama pemerintahan Jokowi-JK.
"Ini kenaikan yang luar baisa, kenaikan yang sangat tajam yang dilakukan pemerintah terhadap petani. Ini yang harus diketahui publik. Jangan dipersepsikan bahwa pertanian itu cuma beras, jagung. Di situ persoalannya. Padahal ada 460 komoditas pertanian," tegas Amran.
(Feby Novalius)