Adapun SPBU tersebut dipasok dari Terminal BBM Namlea sejauh kurang lebih 100 km atau sekitar kurang lebih tiga jam jalan darat dengan alokasi per bulan sekitar 60 kiloliter (kl) untuk premium dan solar sebanyak 20 kl.
SPBU tersebut melayani sekitar 2.825 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 11.299 jiwa. ”Kita pastikan dari segi pasokan aman dan andal. Level stok kita di TBBM (terminal bahan bakar minyak) Namlea ini di atas enam hari.
Di bawah monitoring kami, insya Allah suplai kita tidak ada kendala,” kata dia. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyatakan, kuota volume BBM bersubsidi pada 2019 untuk Kabupaten Buru sebesar 4.979 kl untuk solar dan 7.132 kl untuk minyak tanah.
Sementara kuota volume BBM Penugasan Premium untuk Kabupaten Buru sebesar 9.097 kl. Adapun realisasi pada 2018 seluruh penyalur BBM Satu Harga secara nasional untuk BBM subsidi solar sebesar 30.934 kl atau 0,20% dari realisasi nasional, sedangkan realisasi BBM Khusus Penugasan Premium untuk penyalur satu harga sebesar 54.871 kl atau 0,59% dari realisasi nasional.
Secara nasional kuota solar ditetapkan sebesar 14,5 juta kl per tahun dan kuota untuk premium mencapai 11 juta kl. Bupati Buru Ramly I Umasugi menyambut baik kehadiran BBM Satu Harga di daerahnya.
Pihaknya memastikan kehadiran BBM Satu Harga tersebut mampu mengendalikan inflasi harga bahan pokok di daerahnya, khususnya di Buru Selatan. Selain itu, kehadiran BBM Satu Harga akan menggerakkan roda Ekonomi daerah lebih cepat lagi.
”Sebelumnya untuk mendapatkan BBM harus menempuh jarak yang cukup jauh sehingga ini tidak efektif. Dengan hadirnya BBM Satu Harga ini, maka sejalan dengan upaya pemerintah pusat untuk menekan inflasi daerah tahun ini sebesar 3%,” ujarnya.
(Nanang Wijayanto)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)