Trump Tunda Kenaikan Tarif Produk China, Apa Dampaknya?

Koran SINDO, Jurnalis
Selasa 26 Februari 2019 11:25 WIB
Foto: Presiden AS Donald Trump (Reuters)
Share :

Trump dan Xi menyerukan penghentian perang dagang selama 90 hari tahun lalu untuk memberi waktu bagi proses negosiasi. Ancaman menaikkan tarif menjadi faktor penting yang menguntungkan tim negosiasi Trump karena Beijing berupaya menstabilkan ekonomi China.

“Kita tak bisa memastikan apakah ini merupakan gua atau kesuksesan utama karena kita tidak tahu rincian yang dinegosiasikan. Tapi, menyepakati untuk memperpanjang negosiasi selama beberapa pekan lagi, jelas menjadi kepentingan China,” tutur Scott Kennedy, pakar China di Pusat untuk Studi Strategis dan Internasional (CSIS) yang berbasis di Washington dilansir Reuters.

“Pada tahap ini, AS tampaknya mendapatkan semua yang diinginkan dari China,” ungkap Kennedy.

Pakar strategis pasar dari JP Morgan Asset Management, Tai Hui, menyatakan langkah itu menunjukkan kedua pihak ingin mengakhiri perselisihan dan menaikkan tarif akan menambah kekhawatiran tentang outlook pertumbuhan ekonomi AS. Pasar dan beberapa asosiasi dagang AS menyambut langkah Trump tersebut. Pasar sangat sensitif pada konflik dagang yang telah melemahkan pertumbuhan global itu. Indeks bursa AS menguat pada Minggu (24/2) malam saat perdagangan dibuka pekan ini. Indeks S&P 500 menguat setelah tweet Trump tentang perdagangan sehingga Wall Street bisa dibuka positif pada Senin (25/2) pagi.

Bursa saham Asia juga menguat dan dolar Australia naik 0,4%. Bursa China dan yuan juga menguat pada awal perdagangan dengan indeks Shang hai Composite naik 2,1% tertinggi sejak 1 Agustus dan yuan mencapai level terkuat terhadap dolar sejak Juli.

Trump menyatakan ada peluang bagus bahwa kesepakatan akan tercapai. Namun, kepala negosiasi dagang, Perwakilan Dagang AS Robert Lingthizer, menekankan bahwa masih ada beberapa penghalang besar. Lighthizer menjadi suara utama yang mendorong China melakukan reformasi struktural. Tim negosiator China berada di AS selama akhir pekan dan kedua pihak membahas berbagai isu penting tentang bagaimana menerapkan potensi kesepakatan dagang pada Minggu (24/2), menurut sumber yang mengetahui proses perundingan itu.

“Tarif dan komoditas juga menjadi agenda pembahasan pada Minggu (24/ 2),” kata Lighthizer.

Dua tim negosiator telah membahas sejumlah perbedaan tentang perubahan perlakuan China pada perusahaan-perusahaan milik negara, subsidi, transfer teknologi secara paksa, dan pencurian siber. AS menginginkan mekanisme penegakan yang kuat untuk menjamin komitmen reformasi China sesuai kesepakatan. Adapun Beijing menegaskan pihaknya menyerukan proses yang adil dan obyektif. Sumber lain yang mengetahui perundingan itu menjelaskan, mekanisme ini menjadi poin utama dibahas pada Sabtu (23/ 2).

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya