JAKARTA –Perum Jamkrindo berhasil membukukan volume penjaminan sepanjang 2018 sebesar Rp174,74 triliun. Jumlah tersebut meningkat 17% dibandingkan perolehan volume penjaminan pada 2017 yang mencapai Rp148,75 triliun.
Direktur Utama Perum Jamkrindo Randi Anto mengatakan, untuk 2019 Perum Jamkrindo berupaya menjaga keberlanjutan bisnis dengan berfokus meningkatkan pertumbuhan dalam rangka mengoptimalkan kapasitas secara efektif dan efisien. Pada 2019, Perum Jamkrindo menargetkan volume pejaminan sebesar Rp182,36 triliun atau naik 16,5 % dari RKAP tahun 2018 sebesar Rp156,6 triliun.
“Kami optimistis bisa mencapai target volume penjaminan tersebut,” ujar Randi dalam acara konferensi pers di Kantor Pusat Jamkrindo kemarin.
Sementara untuk laba bersih Perum Jamkrindo pada 2018 mencapai Rp397,54 miliar. Perhi tungan ini telah menyesuaikan dengan regulasi terbaru, sesuai dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor S-129/D.05/2017 tanggal 29 Agustus 2017 perihal pencatatan imbal jasa penjaminan. Berdasarkan regulasi itu, pencatatan imbal jasa penjaminan untuk KUR menjadi akrual bulanan. Jika mengacu pada perhitungan sebelumnya, maka laba bersih Jamkrindo pada tahun 2018 mencapai Rp988,463 miliar. Jumlah tersebut meningkat 23% dibandingkan periode yang sama 2017 sebesar Rp801,84 miliar.
Menurut Randi, untuk mencapai target 2019, berbagai strategi disiapkan mulai dari penguatan kompetensi sumber daya manusia, otomasi proses bisnis dengan meningkatkan kekuatan sistem manajemen operasional yang optimal, melakukan pengembangan produk yang memiliki nilai tambah, memperkuat penetrasi pasar dengan berbagai inovasi dan juga inisiatif sinergi dengan berbagai mitra bisnis perusahaan.
Baca Juga: Utang BUMN Naik Jadi Rp2.394 Triliun, Mayoritas untuk Investasi
Pada tahun ini misalnya Perum Jamkrindo akan mengimplementasikan inovasi terbaru dalam bidang penjaminan dengan mengimplementasikan marketplace guarantee atau MPG. Aplikasi ini dapat menciptakan captive market penjaminan melalui peran perusahaan sebagai supplier database Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) potensial yang layak kredit & layak jamin kepada mitra penerima jaminan.
Randi mengungkapkan, dengan berlakunya PP Nomor 35/ 2018 tentang Peran Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia pada pertengahan tahun lalu, dampak positifnya akan semakin terasa pada 2019 ini. Sebab, dengan berlakunya PP terbaru tersebut, Jamkrindo bisa memperluas penjaminan di luar UMKM dan koperasi, yakni melalui sinergi BUMN.
“Pada 2018, kami telah melakukan penjaminan untuk BUMN Karya dan Non-Karya. Harapannya, pada 2019 bisa lebih agresif lagi, tapi tetap fokus utama kami untuk melayani UMKM dan koperasi,” katanya.
Baca Juga: Telat Bayar Gaji Karyawan, Menteri Rini Ancam Pecat Direksi BUMN
Lebih lanjut Randi menjelaskan, sepanjang tahun lalu, Jamkrindo berhasil mencatatkan pendapatan investasi sebesar Rp684,108 miliar. Nilai tersebut tumbuh sebesar 13% di - bandingkan pendapatan investasi 2017 yang sebesar Rp601,63 miliar. “Kontribusi utamanya masih dari deposito dan surat berharga sekitar 60%,” papar Randi.
Sementara untuk rencana pembagian dividen, Randi berharap tahun ini porsinya bisa sama dengan tahun lalu sebesar 10%.
“Tapi kalau pemegang saham menginginkan lebih, kami kira masih sanggup. Tetapi saya kira sudah ada hitungannya dari Kementerian BUMN,” pungkasnya.
(Feby Novalius)