Tol Sumatera Pacu Ekspor Indonesia ke Asia dan Eropa

Koran SINDO, Jurnalis
Senin 11 Maret 2019 10:06 WIB
Foto: Koran Sindo
Share :

MEDANJalan Tol Trans Sumatera akan menjadi jalur perdagangan vital dari Indonesia ke wilayah Asia dan Eropa. Keberadaan tol sepanjang 2.765 km itu akan mempercepat ekspor ke kawasan Asia dan Eropa.

Pulau Sumatera adalah pulau di Indonesia paling dekat dengan kawasan Asia dan Eropa yang mempunyai posisi strategis untuk meningkatkan perdagangan ekspor di dua benua tersebut. ”Secara geoekonomi keberadaan Tol Trans Sumatera penting karena pertama terintegrasi dengan ekonomi ASEAN, kedua merupakan bagian dari belt road economy, dan ketiga merupakan kesepakatan kawasan segitiga emas atau one belt one road (obor),” kata Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional Arif Budimanta saat diskusi Kupas Tuntas Trans Sumatera ”Nusantara Tanpa Jarak” di Medan, Sumatera Utara beberapa waktu lalu. Arif menjelaskan ide Tol Trans Sumatera sebenarnya bukan baru di Indonesia.

Keberadaan tol dari Lampung hingga Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) ini adalah bagian komitmen dari ASEAN conectivity . Adanya Tol Trans Sumatera yang dibangun oleh Hutama Karya (HK) ini akan meningkatkan daya saing, inklusif, dan rasa kebersamaan. Selain ekspor, Tol Trans Sumatera akan juga membuka peluang bidang jasa. ”Kesempatan ini juga untuk mempersempit negatif defisit perdagangan dengan China,” katanya. Arif menjelaskan Pulau Sumatera adalah kawasan ?e New Engine of Indonesia. Dia juga mengatakan, dampak dari Tol Trans Sumatera ini tidak bisa dilihat pada dua atau tiga tahun ke depan.

Baca Juga: Mengintip Tol Terpanjang di Indonesia yang Diresmikan Jokowi

Tol ini akan memberikan dampak pada 25 tahun ke depan. Sumatera memberikan kontribusi sebagai produsen terbesar dari beberapa komoditas utama di Indonesia. Sektor pertanian menyumbang terbesar bagi PDB wilayah Sumatera sekitar 22% dengan pertumbuhan 3%. Dengan demikian, untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditas yang dihasilkan, perlu ada pengembangan industri melalui pemetaan komoditas. ”Ini harus diikuti dengan pembangunan jalur kereta api untuk menurunkan cost of logistic menjadi 18,7% pada 2022,”kata Arif. Pada 2018, cost of logistic mencapai 23,5%.

Arif mengatakan, kontribusi transportasi darat (tol dan kereta api) akan menekan cost of logistic sekitar 1,5%, transportasi air sekitar 0,4%, inventory 2,1%, dan administrasi 0,9%. Pengembangan Tol Trans Sumatera adalah bentuk keberanian pemerintah karena swasta tidak mau karena nilai bisnisnya yang rendah, maka pemerintah harus hadir. Arif mengatakan harus ada pengembangan kawasan industri di sepanjang Tol Trans Sumatera. Terdapat enam kawasan industri yang harus dikembangkan untuk bisa menimbulkan multiflier effect dari Tol Trans Sumatera.

 

Selain itu, ada kawasan ekonomi khusus atau kawasan industri yang ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional. Tol Trans Sumatera mampu memberikan penghasilan dari penambahan fungsi. Paling besar diberikan oleh rest area development yang berkontribusi sebesar 34,39%. Kemudian tourism park development (32,54%), median railways integration (19,06%), dryport integration (12,38%), motor cycle lane integration (0,92%), dan fiber optic networking (0,71%).

Kebijakan Tepat

Guru Besar sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro menjelaskan, pemerintah memang harus membuat jalan dulu agar mengundang ”keramaian” bukan menunggu ”ramai” baru membuat jalan. Ari mengatakan, selama empat tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo, pendekatan pembangunan jalan seperti di atas yang dilakukan. ”Infrastruktur jalan dulu dan pasar akan mengikuti,” kata Ari di acara yang sama. Ari menganggap pemerintah telah tepat memberikan prioritas pembangunan infrastruktur pada Pulau Sumatera.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya