Revolusi Industri 4.0, Lompatan Besar Sektor Manufaktur

Koran SINDO, Jurnalis
Kamis 28 Maret 2019 11:15 WIB
Ilustrasi: Foto Koran Sindo
Share :

Pada revolusi industri keempat, akan membutuhkan banyak pekerjaan di bidang analisa data atau artifical intellegence. Kekhawatiran akan tergantikannya tenaga manusia dengan tenaga mesin justru sudah terjadi pada revolusi industri ketiga. Untuk itu, pemerintah mendorong SDM yang mumpuni melalui reskilling.

Guna memacu peningkatan pendidikan vokasi industri untuk menunjang SDM kompeten dalam menghadapi era industri 4.0, Kemenperin telah menjalankan program link and match dengan menggandeng 2.074 SMK dan 745 perusahaan di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Selain itu dilakukan pelatihan industri berbasis kompetensi dengan sistem 3 in 1, pembangunan infrastruktur kompetensi (SKKNI, LSP dan Sertifikasi Kompetensi), serta pembangunan pusat inovasi dan pengembangan SDM industri 4.0.

Kemampuan Industri Nasional

Menperin menegaskan sejumlah industri nasional telah mampu berdaya saing global di era digital. Perusahaan yang sudah menjadi percontohan dalam penerapan industri 4.0, di antaranya PT Schneider Electric Manufacturing Batam di sektor industri elektronika dan PT Chandra Asri Petrochemical di industri kimia. Selanjutnya, PT Mayora Indah Tbk di industri mamin, Sritex di industri tekstil dan pakaian, serta PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia di industri automotif.

Di industri-industri tersebut sudah diaplikasikan teknologi digital, seperti artificial intelligent dan internet of things. “Beberapa industri itu tidak hanya menjadi percontohan di Indonesia, tetapi juga bagi Singapura. Bahkan, mereka akan dijadikan sebagai lighthouse di negara-negara Asean lain,” jelasnya.

Indonesia dinilai menjadi negara di ASEAN yang memiliki optimisme tinggi terhadap kesiapan implementasi industri 4.0. Dengan industri 4.0, Indonesia akan keluar sebagai salah satu bangsa juara pada 2030. Berdasarkan hasil riset McKinsey, Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara dengan optimisme tertinggi dalam menerapkan industri 4.0, yakni sebesar 78%.

Di atas Indonesia terdapat Vietnam sebesar 79%, sedangkan di bawah Indonesia ditempati Thailand sekitar 72%, Singapura 53%, Filipina 52% dan Malaysia 38%. Riset McKinsey juga menunjukkan, industri 4.0 akan berdampak signifikan pada sektor manufaktur di Indonesia.

Misalnya, digitalisasi bakal mendorong pertambahan sebanyak USD150 miliar atas hasil ekonomi Indonesia pada 2025. Sekitar seperempat dari angka tersebut, atau senilai USD38 miliar dihasilkan sektor manufaktur.

KORAN SINDO-Oktiani Endarwati

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya