Revolusi Industri 4.0, Lompatan Besar Sektor Manufaktur

Koran SINDO, Jurnalis
Kamis 28 Maret 2019 11:15 WIB
Ilustrasi: Foto Koran Sindo
Share :

JAKARTA - Industri 4.0 merupakan sebuah lompatan besar pada sektor manufaktur melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara maksimal. Tak hanya dari segi produksi, namun juga keseluruhan rantai nilai untuk mencapai efisiensi yang optimal sehingga melahirkan model bisnis baru berbasis digital.

Tak hanya dari segi produksi, namun juga keseluruhan rantai nilai untuk mencapai efisiensi yang optimal sehingga melahirkan model bisnis baru berbasis digital. Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia sebagaimana pada revolusi industri 1.0 melahirkan sejarah ketika tenaga manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin uap pada abad ke-18.

Revolusi 1.0 ini bisa meningkatkan perekonomian yang luar biasa. Sepanjang dua abad setelah revolusi industri pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat enam kali lipat. Pada revolusi industri 2.0 ditandai dengan berkembangnya energi listrik dan motor penggerak. Ini ditandai oleh produksi manufaktur seperti pesawat telepon, mobil, dan pesawat terbang.

 Baca Juga: Revolusi Industri 4.0, BUMN Dorong Peningkatan Kualitas SDM

Selanjutnya, pada revolusi industri 3.0 ditandai dengan tumbuhnya industri berbasis elektronika, teknologi informasi, serta otomatisasi. Kehadiran teknologi digital dan internet semakin dikenal hingga para revolusi industri 4.0 ditandai dengan berkembangnya Internet of Things (IoT).

Kehadiran revolusi industri 4.0 mampu menghadirkan usaha baru, lapangan kerja baru, profesi baru yang sebelumnya tidak pernah dipikirkan. Adapun lima teknologi utama yang menopang implementasi industri 4.0 yaitu Internet of Things, Artificial Intelligence, Human–Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing. “Penguasaan teknologi menjadi kunci penentu daya saingnya,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto.

Revolusi industri 4.0 diyakini akan membawa banyak perubahan dengan segala konsekuensinya. Bahkan, ada pula risiko yang mungkin muncul, seperti berkurangnya sumber daya manusia (SDM) karena perannya diganti oleh mesin atau robot. Tren ini juga telah mengubah banyak bidang kehidupan manusia, termasuk ekonomi, dunia kerja, bahkan gaya hidup manusia itu sendiri.

Airlangga mengatakan bahwa Indonesia sudah siap memasuki era industri 4.0. Hal ini ditandai melalui peluncuran peta jalan Making Indonesia 4.0 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 4 April 2018. Peta jalan tersebut menjadi strategi dan arah yang jelas dalam upaya merevitalisasi sektor manufaktur. Adapun lima sektor industri yang akan menjadi tulang punggung untuk mencapai aspirasi besar Making Indonesia 4.0, yakni industri makanan dan minuman (mamin), tekstil dan pakaian, automotif, kimia, serta elektronika.

 Baca Juga: Aspek Penting Memenangkan Revolusi Industri 4.0

Kelompok manufaktur ini dipilih karena berkontribusi besar terhadap ekonomi nasional, dengan sumbangsih hingga 60% pada PDB, nilai ekspor, dan penyerapan tenaga kerja. Sasaran Making Indonesia 4.0 adalah menjadikan Indonesia berperingkat 10 besar ekonomi dunia pada 2030 dengan meningkatkan nett export, meningkatkan kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB, dan mencapai produktivitas yang kompetitif.

Selain meningkatkan nett export sebesar 10% atau 13 kali lipat dibandingkan saat ini, sasaran Making Indonesia 4.0 juga meliputi peningkatan produktivitas tenaga kerja hingga dua kali lipat dibandingkan peningkatan biaya tenaga kerja, dan alokasi aktivitas R&D teknologi dan inovasi sebesar 2% dari PDB.

Penerapan industri 4.0 juga akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi hingga 1-2%, penyerapan tambahan lebih dari 10 juta tenaga kerja, dan peningkatan kontribusi industri manufaktur pada perekonomian. Dalam penerapan revolusi industri 4.0, Indonesia tak akan meninggalkan atau menggantikan sektor industri yang saat ini masih menggunakan teknologi di era industri generasi pertama hingga ketiga.

 Baca Juga: Pemanfatan Teknologi Bantu IKM Bersaing di Era Industri 4.0

Saat ini, industri generasi pertama yang masih ada di Indonesia berada di sektor agrikultur atau pertanian. Kemudian, industri generasi kedua seperti sektor pembuatan rokok kretek tangan dan industri batik yang menggunakan canting hingga saat ini masih beroperasi.

Sementara itu, industri generasi ketiga, yang telah menggunakan mesin otomatis dengan melibatkan hubungan antara manusia dan mesin pun tidak akan ditinggalkan. “Terhadap sektor tersebut, pemerintah berkomitmen untuk terus mengembangkannya dengan lebih produktif dan inovatif,” kata Menperin.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya