Dia menyatakan, dalam pembangunan ini pihaknya pun bekerjasama dengan PT MRT, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI, juga Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Sebab dibutuhkan koordinasi, seperti dalam hal pemenuhan kebutuhan lahan.
"Pendirian shelter ini kan melibatkan banyak pihak bukan hanya Grab saja. Siapa pemilik lahanya disitu, lalu pola arus penumpang seperti apa," ungkapnya.
Rizki menambahkan, keseriusan pembangunan shelter ini juga terlihat dari hak penamaan yang dimiliki Grab untuk stasiun MRT (naming rights) Lebak Bulus.
"Itu salah satu fokus kita akan bekerja sama dengan MRT. Salah satu stasiun terbesar MRT itu Lebak Bulus, itu kita punya naming rights Lebak Bulus Grab," katanya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)