JAKARTA - Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) selama 2018 mencatat laba bersih sebesar USD809,85 ribu atau setara Rp11,33 miliar (asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS), melonjak tajam dibanding 2017 yang menderita rugi USD216,5 juta.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia, Fuad Rizal dalam laporan keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, Selasa (2/4/2019) menyebutkan laba bersih Rp11,334 miliar tersebut merupakan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Dengan demikian laba bersih per saham (earning per share/EPS) Garuda Indonesia pada tahun 2018 sebesar USD0,00003 per lembar, melonjak dari tahun 2017 yang rugi sebesar USD0,00837 per lembar.
Baca Juga: Tahun Depan Garuda Indonesia Bidik Laba Bersih Rp1 Triliun
Selama tahun 2018, perusahaan penerbangan plat merah ini, mampu membukukan total pendapatan usaha sebesar USD4,3 juta, naik 4,88% dibanding sebelumnya sebesar USD4,1 juta.
Dari sisi aset, Garuda selama tahun 2018 memiliki total aset sebesar USD4,37 miliar, bertambah 16,22% dari total aset USD3,76 miliar tahun 2017.
Meski begitu, perusahaan memiliki total utang perseroan sebesar USD3,46 miliar, melonjak dari total utang tahun 2017 sebesar USD2,83 miliar.
Baca Juga: Pendapatan Naik 13%, Bos Garuda: Kami Yakin Tak Rugi Tahun Ini
Sementara total modal usaha (ekuiti) tercatat sebesar USD910 juta, turun dari sebelumnya USD937,47 juta.
Adapun nilai kas dan setara kas perseroan pada akhir tahun 2018 tercatat sebesar USD251,18 juta, juga turun sebelumnya USD305,72 juta.
(Dani Jumadil Akhir)