BTPN juga semakin optimistis menyasar segmen korporasi berskala besar di Indonesia, seperti badan usaha milik negara (BUMN), perusahaan multinasional, konglomerasi lokal Indonesia, dan perusahaan Jepang.
Pembiayaan korporasi antara lain mengalir ke proyek infrastruktur dan industri pendukung yang sejalan dengan program pembangunan yang dicanangkan pemerintah Indonesia.
Lebih lanjut Ongki mengungkapkan, rasio kecukupan modal (capital ade quacy ratio/ CAR) perseroan hingga kuartal I/2019 sebesar 23,1%, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) 0,8%, dan rasio likuiditas (loan to funding ratio/LFR) sebesar 89%.
Adapun laba bersih setelah pajak (net profit after tax/ NPAT) sebesar Rp507 miliar, lebih rendah 5% dari tahun lalu (yoy). Jika tidak memperhitungkan pajak, laba sebesar Rp801 miliar hampir sama dengan tahun lalu. (Hafid Fuad)
(Dani Jumadil Akhir)