“Dengan basis data, jaringan, dan dukungan BBRI, serta kemampuan AGRO dalam pengelolaan kualitas aset dibandingkan dengan P2P lainnya, Pinang akan menjadi salah satu produk unggulan AGRO,” katanya.
Baca Juga: Naik Kelas, BRI Agro Cari Modal lewat Right Issue
Terkait rencana aksi korporasi Perseroan, AGRO masih memiliki ruang untuk melakukan rights issue, untuk mencapai target modal dalam upaya memasuki kategori BUKU 3 (modal minimum Rp5 triliun). AGRO berencana untuk melakukan rights issue pada semester II 2019, hingga 3 miliar saham. Roro berpendapat jika rights issue dilakukan pada tahun ini, maka akan mendorong kinerja AGRO, yang terlihat dari dampak dari rights issue tahun lalu pada tahun lalu, yang mencapai Rp207 per saham dengan PBV 1.47x dibandingkan dengan tahun 2017 yang sebesar Rp174 per saham dengan 3.02x PBV.
“Melalui rights issue ini, total ekuitas AGRO akan dapat melebihi Rp5 triliun. MNC Sekuritas merekomendasikan BUY untuk saham AGRO dengan harga Rp480, dengan proyeksi PBV FY19E/FY20F sebesar 2,03x/1,90x, di mana AGRO saat ini melakukan perdagangan pada PBV 1,59x (16 April 2019) dengan STD -0,5 di band PBV selama 5 tahun. Kinerja AGRO didorong oleh modal dan likuiditas yang kuat, inovasi fintech – di mana AGRO berperan sebagai anak perusahaan yang berfokus pada pengembangan fintech oleh BBRI - dan fondasi keuangan yang kuat, dengan CAGR laba bersih mencapai 28%,” jelas Roro.
(Feby Novalius)