JAKARTA - Malam 27 Ramadan, Muhammad sedang berada di Gua Hira. Tiba-tiba sosok makhluk mendatanginya, lalu menyuruhnya, "Iqra (bacalah)." Nabi pun menjawab dengan ketakutan, "Aku tidak membaca". Lalu sosok itu memeluk Nabi Muhammad SAW dengan erat. Tak berapa lama kemudian, hilanglah ketakutan Muhammad.
Kemudian sosok itu kembali menyuruh Muhammad, "Iqra' (bacalah)." Sekali lagi, Nabi Muhammad menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Sosok itu kembali memeluk Muhammad. Lalu, ia kembali menyuruh Muhammad untuk yang ketiga kalinya, "Iqra (bacalah)." Muhammad tetap dengan jawaban sebelumnya, "Aku tidak bisa membaca." Akhirnya, untuk ketiga kalinya, sosok itu kembali memeluk Muhammad. Kali ini dengan pelukan yang sangat erat hingga hampir-hampir Muhammad tidak bisa bernapas.
Baca Juga: Jejak Bisnis Nabi Muhammad SAW, 2 Metode Keberhasilan
Lalu ia berkata, "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya," (QS Al-Alaq [96]: 1-5).
Sesaat kemudian, sosok itu hilang persis setelah Muhammad selesai membaca ayat yang diajarkan kepadanya. Sosok itu adalah Jibril. Malaikat yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul-Nya.
Sebelum peristiwa ini, saat Muhammad masih anak-anak, Jibril juga pernah mendatangi Muhammad. Dia membelah dada Muhammad. Lalu mencuci hatinya dengan air zam-zam untuk membersihkan sifat buruk dan hasutan iblis.
Perspektif Bisnis
Tindakan Jibril memeluk erat tubuh Muhammad merupakan terapi menghilangkan segera perasaan takut yang terpendam di lubuk hati Rasulullah. Pelukan erat itu mampu membuat Muhammad tersentak walau kemudian membalasnya. Sebuah tindakan refleks yang melambangkan sikap berani. Setelah kejadin itu, Muhammad tidak pernah dihinggapi rasa takut, apalagi bimbang dalam menyebarkan Islam ke seluruh pelosok dunia.
Baca Juga: Jejak Bisnis Nabi Muhammad SAW, Rahasia Sukses Menjadi Entrepreneur
Manusia tidak mungkin lari dari rasa takut. Manusia penakut sangat gampang memberi seribu satu alasan. Seperti kata pepatah, "Jika mau seribu daya, tidak mau seribu dalih." Takut adalah virus yang bisa menghancurkan perkembangan potensi yang ada pada diri setiap manusia.
Dalam bisnis keyakinan akan timbul jika seorang bersedia menghadapi segala risiko yang datang. Ketakutan hanyalah sebuah persepsi. Mengapa kita harus takut gagal? Takut malu? Takut ditertawakan atau dihina? Takut rugi atau tidak ada rezeki? Takut lelah atau tekanan stres? Takut susah atau miskin?