Selain itu, lanjut Sri, Disnakertrans juga menyelenggarakan Job Fair di lima wilayah kota administrasi sebanyak 15 kali untuk dapat mengentaskan pengangguran friksional dan pengangguran musiman.
Kemudian, membina dan melatih para pencari kerja untuk membangun wirausaha baru yang dilakukan oleh Disnakertrans di lima wilayah kota. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Disnakertrans sudah melatih sebanyak 1.037 wirausaha baru.
”Melakukan pembinaan dan evaluasi penyelenggaraan antarkerja lokal, antarkerja daerah, dan antarkerja antarnegara,” ungkapnya. Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike mengapresiasi penurunan angka pengangguran di Jakarta.
Namun, dia meminta agar penurunan angka tersebut dibarengi dengan peningkatan kualitas pendidikan sehingga masyarakat Jakarta memiliki daya saing yang tinggi dan akhirnya mampu atasi kemiskinan.
”Kurangi pengangguran dengan penciptaan lapangan kerja harus dibarengi dengan kualitas pendidikan,” ucapnya. Psikolog Universitas Pancasila (UP) Maharani Ardhi Putri menuturkan menurunnya angka pengangguran di Jakarta sebagai prestasi baik pemerintah.
Menggeliat roda ekonomi di Jakarta berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan berkurangnya angka pengangguran. Dengan demikian tingkat kesejahteraan pun meningkat.
”Yang utama adalah tingkat kriminalitas diharap kan pun berkurang dengan tu runnya angka pengangguran karena mereka tentu sudah menghasilkan uang secara rutin,” katanya.
Jika dilihat dari sisi pelaku UMKM yang menyerap banyak tenaga kerja maka hal ini pun patut diapresiasi oleh Pemprov DKI. Artinya dengan banyaknya UMKM yang ada saat ini efektif menekan angka pengangguran.
(Dani Jumadil Akhir)