JAKARTA - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menilai dalam rangka membantu pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) terutama dalam hal ketersediaan bahan baku dan bahan penolong dibutuhkan keseriusan pemerintah.
Selama ini IKM mendapat bahan baku untuk produksi dengan harga yang tidak kompetitif akibat membeli bahan secara individual atau belum terkonsolidasi. Selain itu, harga bahan bagi IKM tinggi karena selama ini mengikuti mata rantai perdagangan importir serta tidak ada akses IKM secara langsung kepada produsen sebagai penyedia bahan baku.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ernovian G Ismy mengatakan, untuk mendorong pengembang IKM yang produksinya tekstil dan produk tekstil (TPT) dibutuhkan pembenahan produsen kain di dalam negeri.
"Jadi pemerintah harus membenahi produsen kain terutama masalah limbah hingga permesinannya.
Dengan pembenahan ini, mereka bisa mencukupi kekurangan yang tadinya impor bisa diisi produsen dalam negeri. Jangan sampai kalau kebanyakan impor bisa membuat neraca perdagangan bisa defisit," ujarnya, di Pasar Tanah Abang, Blok F, Jakarta, Senin (20/5/2019).