JAKARTA – Arus mudik Lebaran 2019 sudah mulai berlangsung. Sejumlah masyarakat berbondong-bondong menikmati hari liburnya untuk pulang ke kampung halaman, berkumpul dan bersilaturahmi dengan keluarga.
Oleh sebab itu, sejumlah kesiapan untuk mendukung arus mudik Lebaran terus dilakukan oleh pemerintah. Khususnya pada kesiapan jalur darat yakni di jalan tol maupun jalan nasional.
Berikut sejumlah fakta terkait arus mudik Lebaran 2019, seperti yang dirangkum Okezone:
1. Kementerian PUPR Pastikan Jalan Siap Dilalui Pemudik
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan infrastruktur untuk arus mudik Lebaran telah siap dilalui pemudik. Dari hasil pemantaunnya, baik jalan nasional maupun jalan tol kondisinya sudah baik. Hampir tidak ditemukan lubang-lubang yang bisa membuat kecelakaan saat mudik Lebaran.
"Kalau infrastruktur yang sudah kami siapkan sudah optimal, sudah enggak ada lubang-lubang kecuali saya monitor itu Palembang batas Jambi," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (31/5/2019).
Basuki menjelaskan, untuk jalan Tol Trans Jawa saat ini sudah bisa digunakan oleh pemudik. Bahkan pada pantauan Jasa Marga kemarin, jumlah kendaraan yang sudah meninggalkan Jakarta menggunakan jalan tol sudah mencapai sekitar 180.000-an kendaraan.
"Tol sudah diperiksa, semua sudah siap. Kalau jalan nasional sudah lihat. Untuk alternatif motor kan ada Cawang kemudian ke Bekasi, Bekasi ke Karawang, lewat pesisir tembus Indramayu saya sudah hari libur Minggu kemarin ke sana dan siap," jelasnya.
Sementara itu, untuk jalan tol yang fungsional juga saat ini kondisinya sudah bisa dilalui pemudik. Misalnya tol fungsional dari Bakauheni menuju Kayu Agung (Palembang).
Meskipun berstatus sebagai fungsional, namun jalan tol ini sudah dilalui hampir 4.000 kendaraan. Sementara untuk saat ini jalan tol ini sudah dilalui sekitar 1.000 kendaraan.
"Kemarin dari Bakauheni Palembang sudah ada 4 ribu mobil satu hari yang mencapai Bakauheni ke Palembang berarti sudah layak dipakai," kata Basuki.
2. Kemenhub Minta Pemudik Tak Hanya Andalkan Jalur Tol
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta kepada para pemudik agar tidak menggunakan jalan tol saja. Hal ini dilakukan untuk menghindari kepadatan kendaraan yang terjadi di jalan tol.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, jalan Tol Trans Jawa diprediksi menjadi jalur favorit para pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi. Untuk menghindari kemacetan para pemudik bisa menggunakan jalur selatan sebagai alternatif yang baik.
“Jalur selatan ini menjadi favorit dan bisa menjadi alternatif bagi pemudik. Jadi orang jangan hanya menggunakan jalan tol saja,” ujarnya dikutip dari halaman Setkab, Jakarta, Kamis (30/5/2019).
Menhub memprediksi jalur selatan Jawa seperti Nagreg, Tasikmalaya, dan Garut akan lebih lengang daripada jalur yang lain. Selain itu, dengan pemandangan yang indah dan banyak tempat pariwisata bisa menjadi pilihan jalur yang menyenangkan bagi pemudik.
Baca Juga: Tiket Kereta Api Ekonomi Habis Terjual hingga H+10
3. Kemenhub Himbau Adanya Titik-Titik Kemacetan di Jalan Tol Trans Jawa
Kemenhub mencatat adanya beberapa titik kemacetan di jalan Tol Trans Jawa pada saat mudik Lebaran 2019. Masyarakat diharapkan dapat menghindari titik tersebut.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setyadi mengatakan, titik macet pertama kemungkinan akan terjadi di Tol Palimanan menuju Cirebon. Kemacetan terjadi, karena pemudik yang berangkat dari Jakarta menuju Cirebon akan keluar di pintu Tol Plumbon.
“Untuk jalan tol yang akan banyak antrian itu biasanya, pertama jalan tol di Palimanan sampai dengan Cirebon yaitu ada yang di Plumbon. Karena keluar dari Jakarta ke arah Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon sampai dengan Majalengka di situ yang pertama kali. Jadi exit Tol Plumbon," ujarnya dalam acara konferensi pers di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu (29/5/2019).
Titik macet kedua terletak di pintu keluar Tol Ciperna. Menurut Budi, di GT Ciperna banyak pemudik dari arah Jakarta menuju Cirebon, Kuningan hingga ke Ciamis.
"Berikutnya adalah exit tol di Ciperna, nanti masyarakat yang akan keluar dari Jakarta ke Kabupaten/Kota Cirebon kemudian terus ke Kuningan kemudian di Ciamis itu juga menjadi kemungkinan yang akan banyak keluar di sana," jelasnya.
Selanjutnya, titik macet ketiga diprediksi akan terjadi di Tol Pejagan. Di jalan tol ini kemacetan disebabkan oleh pemudik yang menuju arah Brebes, Cilacap, dan Purwekerto.
"Berikutnya di Pejagan karena nanti masyarakat yang ke arah Bumi Ayu, Brebes, Cilacap, Purwokerto itu keluar di sana. Berikutnya di Tegal sampai dengan Purbalingga. Terakhir di Kalikampung Semarang," jelasnya.
Selanjutnya penumpukan kendaraan akan terjadi di pintu keluar Tol Singosari, Malang. Menurut Budi. Macetnya Tol Singosari diperkirakan karena saat keluar tol langsung bertemu dengan jalan menuju Kota Wisata Batu.
"Nah jalan tol yang saya sampaikan tadi ini menjadi perhatian kita termasuk yang terakhir di exit tol Malang Singosari dan di sana jalan tol ya terakhir ada di Singosari itu, kebetulan ketemu jalan negara dan langsung tujuan ke arah Batu tempat wisata. Itu potensi sekali kemacetan," jelas Budi.
4. Hingga 30 Mei Sudah 186.000 Kendaraan Tinggalkan Jakarta
PT Jasa Marga (Persero) mencatat jumlah kendaraan yang meninggalkan Jakarta hingga siang di Kamis, 30 Mei 2019, sudah ada 186.000 kendaraan. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 41,69% dari lalu lintas harian (LHR) normal yakni 131.698 kendaraan.
Adapun rinciannya, kendaraan yang meninggalkan Jakarta menuju arah Timur, arah Barat dan arah Selatan. Untuk arus mudik arah timur merupakan kontribusi lalin mudik di dua Gerbang Tol (GT) pengganti GT Cikarang Utama, yaitu GT Cikampek Utama untuk pemudik menuju arah Jalan Tol Cikopo-Palimanan dan GT Kalihurip Utama.
Sementara, untuk pemudik menuju arah Jalan Tol Cipularang - Padaleunyi dengan rincian distribusi lalin yakni GT Cikampek Utama dengan jumlah 57.405 kendaraan, angka ini naik sebesar 144,9% dari LHR normal yang hanya 23.439 kendaraan
Sementara itu untuk GT Kalihurip Utama, dengan jumlah 29.932 kendaraan, naik sebesar 15,04% dari LHR normal 26.018 kendaraan.
Disisi lain, Jasa Marga juga mencatat jumlah kendaraan yang meninggalkan Jakarta menuju arah Barat via GT Cikupa Jalan Tol Merak-Tangerang adalah sebesar 65.895 kendaraan. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 21,68% dari LHR normal 54.154 kendaraan.
Sedangkan, jumlah kendaraan yang meninggalkan Jakarta menuju arah Selatan/Lokal via GT Ciawi Jalan Tol Jagorawi adalah sebesar 33.370 kendaraan, naik sebesar 18,81% kendaraan dari LHR normal 28.087 kendaraan.
Baca Juga: Mudik dengan Kereta Sudah Tak Ada Lagi Calo Tiket
5. Operator Bus Antar Kota Diminta Tak Naikkan Tarif Seenaknya
Kemenhub juga memberikan imbauan kepada operator bus untuk tidak menaikkan tarif seenaknya saat arus mudik dan balik Lebaran 2019. Himbauan tersebut seiring adanya laporan bahwa harga tiket bus mahal.
Direktur Angkutan dan Multi Moda Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Ahmad Yani mengatakan, pemerintah sudah mengatur mengenai harga tiket bus. Dalam aturan tersebut, pemerintah menerapkan Tarif Batas Atas (TBA) dan Tarif Batas Bawah (TBB).
"Untuk tarif bus, memang ada TBA dan TBB," ujarnya saat ditemui di Kantor Kemenhub, Jakarta, Rabu (29/5/2019).
Para operator bus diminta untuk menaati peraturan yang sudah ditetapkan. Jika belum juga ditaati juga, pemerintah akan menyiapkan sanksi kepada para operator bis tersebut.
Oleh karena itu, pemerintah akan terus melakukan survei lapangan untuk mengecek pergerakan harga tiket bus yang dibeli oleh masyarakat. Jika dari survei lapangan ditemukan ada penyedia angkutan bus yang melanggar alias memberikan tarif di luar koridor TBA maupun TBB maka akan diberi sanksi.
"Kalau ada di mudik Lebaran 2019 kita proses bisa sampai cabut izinnya," ucapnya.
(Rani Hardjanti)