JAKARTA - Perang tarif ojek online (Ojol) antara Grab dan Go-jek berpotensi mematikan usaha salah satu pihak. Hal tersebut terbukti di beberapa negara Asia Tenggara.
Pengamat Kebijakan Publik Universitas indonesia (UI) Harryadin Mahardika mengatakan, beberapa contoh negara di Asia Tenggara sudah merasakan dampaknya adalah Singapura. Pada saat itu, Singapura memiliki dua perusahaan operator yakni Grab dan Uber.
Namun mendadak Grab memberikan promosi besar-besaran. Dari promosi itu lah akhirnya Uber kalah saing dari Grab.
Baca Juga: Diskon Tarif Ojek Online Tak Diatur, Grab-Go-Jek Bisa Saling 'Membunuh'?