Dia berharap kesulitan bahan bakar ini segera teratasi, apalagi hasil tangkapan seperti udang harganya saat ini sedang turun karena pasokan melimpah, sedangkan biaya operasional membengkak.
Sementara itu, tiga stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) yang dikelola PT AKR Corporindo di Kabupaten Kotabaru tak lagi menyalurkan BBM bersubsidi kepada nelayan di daerah setempat.
Hal ini terkait perubahan formula harga yang dibuat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, sehingga perusahaan tersebut menyetop penjualan solar bersubsidi untuk nelayan di 58 SPBN yang dikelolanya di seluruh Indonesia.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kotabaru Mochran Rasyid membenarkan penghentian distribusi BBM bersubsidi oleh SPBN PT AKR terhitung mulai 18 Mei 2019. “Dampaknya nelayan kesulitan mendapatkan bahan bakar,” ujar Mochran.
Berdasarkan data Dinas Perikanan Kabupaten Kotabaru, ada 2.743 kapal nelayan yang dilayani tiga SPBN PT AKR. Masing-masing di SPBN Pangkalan Pendaratan Ikan Saijaan 1.489 kapal, SPBN Desa Teluk Gosong Kecamatan Pulau Laut Timur 557 kapal, dan SPBN Desa Tanjung Lalak Kecamatan Pulau Laut Kepulauan 697 kapal. Tiap SPBN menyalurkan rata-rata 10-15 kiloliter solar bersubsidi per bulan.